Keesokan harinya, peristiwa tadi malam di ujung desa tikungan rumah kosong yang terdengar sayup-sayup gesekan biola, diceritakan pada penjaga sekolah yang asli desa tersebut.
Ia warga yang memang sudah lama tinggal di situ, termasuk nenek moyangnya.
Kata si penjaga sekolah, rumah itu dulu dihuni oleh orang asing yang memang suka musik klasik.
Beberapa puluh tahun yang lalu, anak gadisnya yang juga pandai bermain biola tiba tiba meninggal tanpa diketahui penyakitnya.
Setelah kematian putrinya itu, seluruh keluarga hijrah entah kemana dan mengosongkan rumah sejak lama.
"Memang sesekali terdengar gesekan biola dari arah rumah kosong itu, Mungkin arwah anak gadis yang memainkan biola," kata pak penjaga sekolah.
Hal ini juga sering diketahui oleh peronda yang lewat di depan rumah kosong itu.
Mereka sering mendengar alunan gesekan biola, namun bapak-bapak peronda tak pernah menghiraukan karena dianggap sudah biasa. (Seperti dikisahkan Aris Irianti di Koran Merapi) *