Merasa puas dengan penjelasan sederhananya, Ismi kembali rebah. Dilihatnya ibunya yang sempat heran akhirnya tidur juga seolah tidak terjadi apa-apa.
Baca Juga: Nyi Mas Melati Singa Betina dari Tangerang 6: Oleh Belanda Jasadnya Dipotong dan Dimakamkan Terpisah
Seperti sepakat bahwa itu perbuatan bapaknya, maka Ismi semakin merasa bahwa penjelasannya benar jadi ia tidak menanyakan hal tersebut sampai dia besar.
Namun setelah agak besar, ia merasa kembali kejanggalan masa kecilnya tersebut. Seandainya bapaknya melewati pintu, ia pasti melihat pintu terbuka, sebab ranjangnya tepat di depan pintu dan matanya tengah menatap langit-langit.
Bila pintu sudah terbuka dan bapaknya merunduk melewati kolong, mengapa bapaknya begitu cepat melewati kolong saat kabur.
Apalagi tanpa suara. Sedang bila itu Nasir, jarak antara tempat tidurnya dengan tempat tidur Nasir lumayan jauh, sebab dibatasi meja. Meja itu sendiri di antara ujung-ujungnya memiliki sela.
Barangkali Nasir dapat berlari cepat tanpa terlihat dan bersuara saat kembali ke ranjangnya sendiri.
Atau mungkin tangan tersebut bukan milik siapa-siapa karena tangan tersebut...- Semua nama samaran - (Seperti dikisahkan Rian Zain di Koran Merapi) *