harianmerapi.com - Tengah malam Pak Doyo terpaksa pulang sendirian ke Yogyakarta setelah mengantar Bosnya ke Purwokerto untuk jagong manten keponakannya. Bosnya akan pulang bersama dengan rombongan keluarga besarnya, esok sore.
“Oh ada warung masih buka. Mampir dulu, ah”, gumam Pak Doyo begitu melihat sebuah warung sederhana, selewat kota Kebumen.
Terpasang papan nama kusam di depan warung tersebut. Warung Mbah Kluruk. Spesial ingkung ayam. Gurih, Lezat, empuk.
Baca Juga: Misteri Makan Bakmi Godog Istimewa di Malam Jumat Kliwon
“Ingkungnya masih to, Mbah? Minta satu. Dibawa pulang”
“Masih. Kebetulan tinggal satu. Ayam jago. Mau kan?”, jawab penjualnya. Sambil menunggu pesanan siap, Pak Doyo memesan kopi panas untuk mengusir kantuk.
Dimasukkan dalam besek bambu, ingkung ayam jago itu dibawa pulang oleh Pak Doyo.
Hatinya berbunga- bunga, sampai rumah nanti, isteri dan anak- anaknya pasti gembira.
Besek bambu berisi ingkung ayam tersebut lalu dia letakkan di jok belakang. Dengan bersiul
kecil Pak Doyo melanjutkan perjalanannya.
Baca Juga: Enam Pilar Kebahagiaan Berkeluarga, Salah Satunya Menciptakan Kehidupan Beragama
Beberapa saat berlalu. Kota Purworejo, Wates, dan kemudian Sentolo telah terlewati.
Sebentar lagi akan memasuki jembatan Bantar yang melintas di atas sungai Progo.
Kira- kira duaratus meter akan memasuki jembatan Bantar, dari jok belakang, kuping Pak Doyo mendengar suara krusek- krusek. Namun tidak dia indahkan. Dia lebih berkonsentasi pada jalan di depannya.
Tin...tiin...tiiin...! Tiga kali Pak Doyo membunyikan klakson mobil yang dia kendarai begitu memasuki mulut jembatan Bantar. Hal itu dia maksudkan sebagai tanda ‘uluk salam’ bagi yang bahureksa jembatan tersebut.
Bersamaan dengan bunyi klakson itu terdengar suara kokok ayam amat keras dari jok belakang. Kukukuruuuuuk.....! Pak Doyo benar- benar dibuat kaget dengan suara tersebut.
Baca Juga: Tikus Zaman Sekarang Nggak Makan Nasi dan Gaung Pilpres Sampai ke Madinah
Untung, kemudi tidak sampai lepas kendali.
Sampai di timur jembatan, Pak Doyo menepikan mobil yang dia kendarai. Masih terlihat besek bambu tergeletak di jok belakang. Bermaksud mengecek, Pak Doyo mengangkat besek tersebut.