Pintu lift perlahan menutup. Maya menghembuskan napas lega. Namun pintu lift yang baru setengah tertutup itu, membuka lebar lagi. Maya hanya bisa mundur sampai punggungnya menempel erat pada dinding lift.
Isna melangkah masuk ke dalam lift dan berdiri memunggunginya, seperti orang normal yang naik lift. Hanya saja, Maya tahu bahwa Isna yang asli sudah di rumah.
Lift bergerak turun dan kesunyian mencekam. Maya hanya berharap lift ini segera sampai di lantai dasar.
Tetapi, sebelum sempat sampai di lantai bawah, Isna jadi-jadian itu menoleh pada Maya dan menyeringai sambil berkata lirih, “Jadi, kamu sudah tahu aku siapa?”
Setelah itu, Maya pingsan dan ditemukan satpam di dalam lift di lantai dasar. (Seperti dikisahkan RA Afra di Koran Merapi) *