HARIAN MERAPI - Sebuah kejadian mistis di kampung Singosaren Lor 1
Mantarjo yang kesambet kakek penunggu pohon bambu setelah mereka menebang pohon bambu tersebut.
Apa yang terjadi dengan mereka?
Baca Juga: Kategori Waktu Melempar Jumrah 'Aqabah 10 Zulhijjah
Kejadian ini berlatar belakang di tahun 1978 lalu, tepatnya di kampung Singosaren Lor yang berbatasan dengan kampung Pakuncen dan kampung Kleben.
Wilayah tersebut masuk ke dalam kelurahan Pakuncen. Pada masa itu, di areal tersebut masih banyak pepohonan bambu.
Kisah ini dialami oleh Mantarjo, manakala pepohonan bambu tersebut masih ada dan belum ditebang habis seperti masa sekarang.
Mantarjo yang saat itu masih menjadi seorang pemuda, tinggal di rumah bersama orang tuanya yang terletak persis di selatan makam Kleben dan dibatasi oleh pepohonan bambu.
Pada siang hari di bulan April, Mantarjo dan adiknya Darmanto membantu bapaknya untuk menebang pohon bambu di pekarangan belakang rumahnya.
Namun anehnya, ketiganya mengalami nasib sial. Hampir bersamaan. Sang bapak jatuh seperti dijegal saat hendak memanjat pohon bambu.
Baca Juga: El Nino meningkat, warga diimbau antisipasi kekeringan
Lalu Darmanto juga jatuh saat menghadang bambu yang roboh. Dan terakhir, Mantarjo terpeleset ke dalam pangkal pepohonan bambu hingga badannya banyak yang mengalami luka gores.
Ia juga tidak sadarkan diri. Dan lantas dibawa pulang untuk diobati. Karena mengalami kesialan tersebut, sang bapak pun merasa kesal.
Beliau malah mengumpat kepada 'penunggu' pepohonan bambu tersebut. Beliau tidak terima karena hendak bersih-bersih pekarangan sendiri malah diganggu.
Setelah beberapa saat, Mantarjo sadar dan merasa sangat haus. Setelah minum dua gelas air, Mantarjo bercerita kalau saat tak sadarkan diri, ia merasa kalau keadaan di kiri kanannya terlihat berwarna merah seperti ada kebakaran.