Baca Juga: Sepak bola Indonesia punya masa depan cerah, Veron : Asal punya kompetisi yang bagus
Seketika kulirik ke arah jendela, tak ada siapa-siapa. Aku mengetik lagi. Mendeskripsikan perjumpaanku dengan makhluk yang wajahnya tertutup rambut panjang.
Sontak, makhluk di balik jendela kembali berkelebat. Berkali-kali seperti itu hingga mengundangku untuk berdiri dan keluar dari ruang serambi belakang. Ternyata juga kosong.
Sama sekali tak ada siapa-siapa. Aku menyapu pandangan ke sekeliling dengan bulu kuduk berdiri dan jantung berdetak cepat, tetap tak ada siapa pun.
Tetapi, saat aku meneruskan cerita itu, tengkukku terasa ada yang meniup dari arah belakang. Segera kumatikan laptop, lalu ke tempat tidur. (Seperti dikisahkan Fathorrozi di Koran Merapi) *