HARIAN MERAPI - Kisah pengalaman horor dukun bayi Mbok Tuo dan hantu usus 1
Saat malam-malam Mbok Tuo diminta membantu persalinan di Desa Blacak.
Apakah dukun bayi itu menerima permintaan itu dan apa yang terjadi?
Baca Juga: Keteladanan keluarga Ibrahim AS dalam proses regenerasional umat
Mbah Mangun yang kerap disapa Mbok Tuo merupakan dukun bayi di desa Sokonilo. Kehaliannya sudah terkenal sampai ke desa-desa lain.
Selain sebagai dukun bayi, Mbok Tuo juga ahli dalam memijat. Walaupun penglihatannya sudah tidak jelas, tetapi Mbok Tuo tetap bisa melakukan pekerjaannya.
Mbok Tuo tinggal bersama cucu semata wayangnya yang bernama Tini. Mbok Tuo kerap memanggil Tini dengan sebutan Denok. Denok berarti anak perempuan dalam bahasa Jawa.
Tini sering menemani Mbok Tuo ke rumah-rumah warga yang membutuhkan pertolongan. Tidak jarang pula Tini kerap mendapat uang saku atau makanan dari warga saat menemani Mbok Tuo.
Kehidupan mereka berdua sangat sederhana. Mbok Tuo dan Tini tinggal disebuah rumah kayu yang berada tidak jauh dari kali Sokonilo.
Hampir semua kebutuhan sehari-hari diambil dari kali tersebut, mulai dari air untuk memasak, mencuci, mandi, menangkap ikan untuk makan, dan juga mencari kayu bakar.
Pada suatu malam, Mbok Tuo mendapat panggilan untuk membantu persalinan salah satu warga di desa Blacak. Hanya ada satu jalan yang menghubungkan desa Sokonilo dengan desa Blacak, yaitu dengan menyebrangi kali Sokonilo.
Saat itu sudah ada jembatan penyebrangan yang terbuat dari bambu.
“Tok… tok… tok...” suara pintu diketuk.
“Sinten njeh?” kata Tini sambil membuka pintu.
Baca Juga: Inilah makna logo IKN bertema Pohon Hayat yang resmi diluncurkan Presiden Jokowi