Hingga sekarang tidak ada yang tahu persis bunyi durian jatuh itu dihasilkan oleh apa.
Maka sepanjang perjalanan, mereka yang sama-sama penakut hanya bisa merapalkan doa dalam hati sambil sebisa mungkin bercanda untuk membunuh gelap dan sepi.
Sesampainya mereka di area kandang, mereka langsung disuguhkan dengan kebun cabai yang sangat luas.
Mereka lalu meletakkan motor di dekat kebun cabai supaya memudahkan ketika pulang karena jalanan dekat kandang tergolong terjal dan sulit.
Sebelum masuk ke pondok tempat istirahat bapak dikandang, mereka melihat ada seorang laki-laki.
Jika dilihat dari dari belakang, laki-laki ini seperti sedang memetik cabai dengan kepala membungkuk.
Awalnya mereka mengira itu bapak jika mengingat kebun itu adalah milik bapak, tapi mereka ingat kalau bapak tidak memiliki baju seperti itu.
Lalu mereka berinisiatif bertanya kepada orang itu terkait keberadaan bapak dan sekalian ingin tahu siapa laki-laki itu kenapa memetik cabai dikebun bapak.
"Pakdhe mau tanya, pakdhe lihat bapak saya?"
Namun orang tersebut tidak menyahut. Sementara Ella langsung memegang tangan Rina erat lalu berbisik,
"Mbak, sepertinya itu bukan orang deh mbak. Ayo kita langsung masuk ke pondok saja," ucap Ella sembari menarik-narik ujung baju Rina.
"Hush ngawur kamu ngomongnya La," ucap Rina sembari terus mendekati orang tersebut.
Rina pikir, mungkin dirinya dan Ella dianggap tidak sopan karena berteriak saat bertanya kepada orang tersebut.