HARIAN MERAPI - Masjid Mantingan yang mrupakan masjid kuna dan bersejarah, berada satu komplek dengan makam Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin.
Keseluruhan kompleks Masjid Mantingan adalah 2.935 meter. Survey arkeologi pada tahun 2000 berhasil mendokumentasikan Masjid Mantingan.
D tembok luar masjid, terdapat 26 hiasan relief yang ditempel menghadap serambi masjid. Ada beberapa bentuk ornamen relief, antara lain, medallion, bujursangkar, roset dan segi delapan.
Keindahan hiasan relief yang terdapat di Masjid Mantingan mempunyai bentuk dan motif flora fauna.
Untuk motif bintang sengaja disamarkan atau distilir karena pada saat itu sudah mengikuti kaidah agama Islam bahwa segala sesuatu yang bernyawa tidak diperbolehkan untuk hiasan dekoratif.
Jika diperhatikan lebih dekat, motif-motif hewan seperti gajah, kera, kepiting dibuat sebagai silluet.
Sedangkan bentuk tumbuh-tumbuhan sulur atau tanaman yang menjalar, motif bunga, dibuat seperti bentuk aslinya.
Arsitektur dari keindahan Masjid Mantingan, terutama hiasan reliefnya konon dibuat oleh Patih Sungging Badar Duwung.
Seorang ahli ukir dari China yang pertama kali memperkenalkan seni mengukir kepada masyarakat Jepara.
Raden Ajeng Kartini, wanita Jawa lain yang namanya tidak dilupakan, dan yang juga mempunyai hubungan dengan Jepara, dalam kumpulan catatannya (Kartini, Door duisternis) telah bercerita tentang kunjungannya ke tempat permakaman Mantingan.
la diberitahu bahwa Sultan Mantingan pernah pergi ke Cina, dan bahwa ukir-ukiran dalam rumah-rumahan di situ agaknya juga berasal dari Cina (H.J. de Graaf dan TH. Pigeaud, 1985 : 120).
Pada bangunan makam juga masih dipengaruhi oleh arsitektur Jawa kuno. Hal ini dapat dilihat dari gapura masuk ke makam yang berbentuk gapura Waringin candi Bentar dan gapura Bajangratu masa Majapahit yang berbentuk paduraksa.