HARIAN MERAPI - Sebuah cerita misteri tentang sosok menakutkan muncul di layar laptop dialami Bagas.
Di penghujung malam yang sepi dan dingin tiada aktivitas apapun hanya sepi dan suara binatang malam pun yang terdengar nyaring dari arah kejauhan bersautan bagai konser musik dari ibu kota diikuti oleh dinginnya angin yang menerpa pepohonan dan menjadikan ranting dan daun kering berguguran di tiup angin.
Sementara yang terjadi malam itu Bagas (nama samaran) seorang mahasiswa asal luar Jawa harus segera mengakhiri masa studynya karena sudah mendekati deadline jatah beasiswa dari Pemda yang diterimanya.
Baca Juga: Cerita misteri rumah wingit yang ditempati demit di kaki Gunung Merapi
Bagas belum lagi hengkang dari tempat duduknya di pojok teras Rektorat malam itu, karena masih belum kelar dalam menyelesaikan tugas akhirnya.
Merasakan nyaman dan tenang jika Bagas mengerjakannya di kampus dari pada di tempat kost, menurutnya lebih tenang dan tak terdengar hiruk pikuk tawa canda dari teman teman kostnya.
Sesekali sang Satpam yang sedang berpatroli keliling area kampus hanya melirik saja ke arah bagas, mana kala mas Mulyono ( nama samaran ) melaksanakan tugasnya sebagai satpam kampus.
Di antara sepi yang mendera hati dan menyelimuti sanubari Bagas pun mulai buntu untuk meneruskan apa yang akan ditulisnya di atas tuts laptopnya disertai rasa lelah yang tak terkira karena seharian ada kegiatan kampus. Maka fisik pun mulai mengeluarkan sinyalnya yaitu rasa lelah yang mendera.
Baca Juga: Cerita misteri suara tangis yang terdengar dari kos putri
Tiba tiba Satpam mendengar teriakan Bagas yang menjadikan satpam tersebut menuju arah teriakannya. Ternyata sang satpam mendapati Bagas sudah tak sadarkan diri. Tentunya segeralah mas Mulyono memberikan pertolongan pertama sampai sadar.
Setelah Bagas sadar. kemudian berceritalah kepada Mas Mulyono. Menurut keterangan Bagas, tiba tiba dari arah laptopnya nampak sosok menakutkan seperti gendruwo yang berada di hadapannya. (Dikisahkan Haura Arzaqi Wijayantri di Koran Merapi edisi 19 Februari 2025) *