“Ya sudah, kita lewat duluan saja,” kata Koko kepada teman-temannya.
Akhirnya mereka mulai melajukan sepeda motor mereka menyeberangi jembatan
walau sepeda motor di depan masih mengedip-ngedipkan lampunya.
“Hei! Di mana sepeda motor tadi?” Tris tiba-tiba berteriak kebingungan ketika sampai di seberang jembatan. Teman-temannya ikut mencari-cari karena mereka tidak menemukan sepeda motor di seberang jembatan.
Tak ada sepeda motor, tak ada lampu berkedip-kedip lagi. Kanan kiri mereka sepi dan gelap gulita. Sepeda motor dengan lampu berkedip-kedip itu seolah hilang ditelan bumi.
“Itu tadi apa?” seketika bulu kuduk mereka berdiri.
“Sudah…sudah… lupakan saja. Kita kan mau pergi menonton wayang,” Koko
mengalihkan pembicaraan walau dia sendiri sebenarnya ketakutan.
Dan teman-temannya setuju. Mereka bergegas melanjutkan perjalanan menuju Kampung Kidul. (Dikisahkan Fery yanni di Koran Merapi) *