HARIAN MERAPI - Bagian pertama cerita misteri penumpang bus siluman, sudah menunggu lama tak ada bus yang lewat.
Waktu itu hujan rintik-rintik mulai tengah malam sampai pukul 04.00 WIB disertai dengan hembusan angin pagi yang membuat Pak Sunarja (nama samaran) kedinginan. Ia telah duduk cukup lama di Karangnangka waktu itu Karangnangka terminal Wates.
Pak Sunarja adalah pedagang sayuran yaitu kubis, tomat, sawi, lombok dan sebagainya. Ia membeli (kulak) dari petani yang ada di kulon progo dan dijual di pasar Beringarja di kota Yogyakarta.
Baca Juga: Cerita misteri pertarungan sengit dukun sakti vs siluman raja babi
Sampai lama ia menunggu bus tetapi tidak kunjung datang. Ia bilang kepada Hardi pembantunya: ”Har sampai lama kenapa bus tidak kelihatan?”.
Jawab Hardi: ”Mungkin rusak Pak biasanya pukul 04.00 sudah datang” memang waktu itu langganan Pak Sunarja adalah Bus DAMRI yang jumlahnya hanya ada dua.
Masih hujan rintik rintik datanglah bus berwarna putih. Penumpangnya ada dua orang pakaiannya juga serba putih sopirnya berpakaian hitam pada kepalanya diikat dengan pita warna merah. Bus tersebut tidak pernah lewat kota Wates.
Pak Sunarja bilang kepada Hardi :”Kita naik bus ini saja Har bus DAMRI langganan kita mungkin tidak jalan”.
Baca Juga: Cerita misteri muncul baking vokal misterius saat acara malam inagurasi di kampus
Hardi menjawab :”Kelihatannya bus ini aneh, penumpangnya pakaiannya aneh serba putih dan sopirnya kepalanya diikat dengan pita merah”.
Hardi masih melanjutkan pembicaraannya :”Herannya Pak suara mesinnya tidak seperti suara mesin bus tetapi suara kereta api dulu yang masih menggunakan batu bara”.
Akhirnya Hardi hanya menuruti kehendak Pak Sunarjo. Selanjutnya Pak Sunarjo mendekati sopir tersebut dan bilang :”Saya numpang sampai Yogya ya Pak”.
Sopir tidak menjawab dengan kata kata tetapi hanya dengan menganggukkan kepala saja.
Baca Juga: Cerita misteri Pak Kartijo memesan peti mati untuk dirinya sendiri
Waktu itu Pak Sunarjo juga berpikir :” Wah ini memang aneh saya perlu berdoa semoga nanti yang diperoleh kebahagiaan bukan kesedihan”.