HARIAN MERAPI - Kisah cerita misteri tentang pertarungan sengit dukun sakti melawan siluman raja babi.
Di sebuah desa kecil yang di sekelilingnya dipenuhi oleh hutan yang rindang, tepatnya di desa Genting Apit, Belitung, berkembang cerita tentang pertarungan sengit antara dukun sakti dengan siluman raja babi.
Menurut cerita yang beredar, dahulu ada seorang penduduk yang dikenal luas sebagai dukun sakti, bernama Kik Cuan, yang hidup bersama istri dan anak perempuannya, Jerimai. Ketika Jerimai sudah cukup umur, ia menikah dan hidup bahagia.
Baca Juga: Cerita misteri sosok aneh duduk di bangku kosong ruang kelas
Suatu hari, Kik Cuan beserta istri, anak, dan menantunya berencana menghadiri pesta beripat beregong di desa Simpang Tiga, sebuah tradisi tahunan yang terdiri dari tarian dan gong.
Karena jarak yang cukup jauh, Kik Cuan menyuruh keluarganya untuk berangkat terlebih dahulu, sementara ia akan menyusul kemudian. Namun, Jerimai yang tertinggal karena belum selesai berdandan, akhirnya pergi menyusul sendirian.
Di tengah perjalanan, Jerimai bertemu dengan sosok babi besar bernama Limpai. Jerimai berusaha melarikan diri, namun Limpai mengejarnya dan akhirnya membinasakannya, hanya menyisakan selendang dan sepotong kelingking.
Malam harinya, Kik Cuan yang menyusul keluarganya, menemukan selendang dan potongan jari yang ia kenali milik Jerimai.
Baca Juga: Cerita misteri Ketika regu Garuda ikut kegiatah persami
Dengan perasaan kalut, ia segera menemui istri dan menantunya yang sudah tiba di Simpang Tiga, namun tanpa Jerimai. Setelah melihat bukti yang ditemukan Kik Cuan, mereka bertiga memutuskan untuk kembali ke rumah dan mencari tahu apa yang terjadi.
Keesokan harinya, Kik Cuan kembali ke tempat ia menemukan selendang dan jari tersebut, dan bertemu dengan Limpai yang sedang meraung.
Kik Cuan memastikan bahwa Limpai adalah pembunuh anaknya. Dengan marah, ia menantang Limpai untuk bertarung.
Pertarungan mereka sangat sengit dan penuh kekuatan, namun di akhir pertarungan, Kik Cuan berhasil menusuk perut Limpai dengan gigi urak, hingga Limpai roboh dan terjatuh.
Baca Juga: Mengerikan, pengalaman tahun 2022 di Bandung melihat tukang sate keliling memiliki wajah rata
Sebelum mati, Limpai bersumpah bahwa pertikaian mereka belum berakhir dan akan berlanjut hingga anak cucu mereka.