Tanpa pikir panjang Ia kemudian segera mengambil saf untuk melakukan salat bersama jamaah lainnya.
Arhan memperhatikan sekitar dan baru menyadari bahwa semua orang dalam masjid itu
berpakaian berwarna putih kecuali dirinya sendiri.
Ia meraba-raba pakaiannya dan terkejut bahwa pakaian yang ia gunakan tidak lagi basah. Seharusnya pakaian yang ia kenakan dalam perjalanan terguyur hujan dan tentunya basah, mengingat ia tidak mengenakan jas hujan dalam perjalanan tadi.
Tidak mungkin pakaiannya kering dengan secepat ini, ini ada yang aneh pikirnya.
Perasaannya semakin tak karuan namun ia tetap mengikuti salat isya berjamaah. Entah
bersama dengan siapa kini ia sedang salat.
Tangan dan kakinya gemetar, jujur kini ia merasa takut. Bahkan pikirannya berkecamuk tak menentu tetapi entah mengapa tubuhnya tetap mengikuti gerakan salat bahkan sampai salat itu selesai.
Dengan tubuh yang gemetar Arhan berupaya bangkit dari duduknya, yang ia pikirkan
ialah segera pergi dari tempat itu. Langkahnya terasa berat, serasa ada yang menarik kakinya. (Dikisahkan Dandi Priatna, UAD di Koran Merapi) *