HARIAN MERAPI - Bagian kedua cerita misteri pocong sungsang, kegiatan jurit malam dilaksanakan bertepatan dengan bulan purnama.
Hari itu kegiatanya adalah PPPK yang dilaksanakan dari pagi sampai pukul 10.30 WIB. Kemudian istirahat. Lalu dilanjutkan dengan panjat tebing lalu istirahat dan memasak untuk makan malam. Sehabis makan malam lalu semafor.
Sebelum istirahat malam diadakan spontanitas dilapangan. Pagi harinya diadakan haking menempuh jarak kurang lebih 15 KM. Kegiatan itu sampai sore hari.
Baca Juga: Cerita misteri pocong sungsang 1, siswa SMA Negeri mengadakan camping di Batu Raden Purwokerto
Pada malam harinya diadakan jurit malam. Untuk jurit malam ditentukan jalan jalan yang harus dilewati. Dan di rute itu ada 5 Pos yaitu Pos 1 sampai Pos 5.
Tiap Regu harus melewati Pos Pos tersebut dan harus laporan kepada penjaga pos kalau ada Regu yang tidak melewati pos pos tersebut berarti Regu itu tersesat.
Malam itu adalah malam bulan purnama atau tanggal 15 bulan jawa. Dua regu telah menempuh 5 pos tersebut.
Namun Regu ketiga setelah melewati pos keempat lama tidak sampai pos kelima. Ternyata Regu ketiga itu mengalami kejadian yang mengerikan.
Baca Juga: Cerita misteri seorang maling yang terpaksa tidur di pohon karena dihadang gendruwo
Regu ketiga itu ada 6 orang, tiga laki-laki dan tiga perempuan. Karena waktu itu bulan purnama 6
orang itu melihat daun pohon cemara bergerak gerak sedangkan tidak ada angin.
Dan keenam orang itu melihat kelebatnya burung besar yangmenyambar nyambar daun cemara kemudian burung itu lalu menghilang.
Tidak antara lama Indri dan Yati menjerit karena keduanya melihat pocong sungsang kakinya di atas kepalanya di bawah. Hinggap di pucuk pohon cemara. Matanya mengeluarkan cahaya merah. Tali leher dan tali perut tampak terurai.
Pocong itu meluncur dari pucuk pohon cemara satu ke pohon cemara yang lain. Terakhir meluncur ke pucuk pohon cemara yang ada di dekat Regu ketiga itu.
Baca Juga: Cerita misteri muncul baking vokal misterius saat acara malam inagurasi di kampus
Kemudian pocong sungsang itu meluncur lewat atasnya Indri dan Yati lalu menghilang. Keenam anak regu ketiga itu tidak bisa bicara (blangkemen) dan tidak bisa berlari.