kearifan

Melongok Klenteng Hok An Kiong di Muntilan, ada Hio-Lo terbesar di Asia Tenggara

Rabu, 26 Juni 2024 | 18:00 WIB
Hio-lo di Kelenteng Hok An Kiong. ( MERAPI-AMAT SUKANDAR)

HARIAN MERAPI - Klenteng ‘Hok An Kiong’ di Jalan Pemuda Nomor 100 Muntilan, Kabupaten Magelang, terletak di pusat kota.

Nama Hok An Kiong berasal dari kata hok, an, dan kiong. Hok artinya rejeki, An bermakna selamat dan Kiong berarti istana. Hok An Kiong mengandung arti ‘Istana yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan’.

Do klenteng 'Hok An Kiong' terdapat ‘Hio-lo’ (tempat menancapkan hio/dupa) terbesar di Asia Tenggara. Hio-lo ini dibuat dengan bahan perunggu buatan negeri Cina, dengan ukuran panjang 158 cm diameter 188 cm dan berat 3,8 ton, yang dibuat pada tahun 2002.

Baca Juga: Dua pelaku perampokan juragan emas Pucakwangi ditangkap, lima orang masuk DPO

Hio-lo ini merupakan sumbangan dari seseorang yang telah terkabul doanya di kelenteng
ini.

Batas–batas yang mengelilingi Klenteng ‘Hok An Kiong’ adalah, sisi selatan Jalan Pemuda, sisi barat Komplek Pertokoan dan SD Negeri Muntilan 1, sisi utara SD Negeri Muntilan 2 dan batas sisi timur Jalan Veteran (Sayangan).

Kompleks Kelenteng ‘Hok An Kiong’ ini berdiri di atas tanah seluas 3.120 m². Bangunan utama yang berada di tengah dikelilingi bangunan di sisi barat, timur dan utara.

Bangunan lainnya adalah gedung kantor Pengurus Kelenteng ‘Hok An Kiong’, aula/ruang pertemuan, perpustakaan dan ruang tamu. Halamannya luas, diperkeras dengan konblok
dan dipagari dinding tembok dan teralis besi.

Baca Juga: Bedah buku Ratu Adil: Ramalan Jayabaya dan Sejarah Perlawanan Wong Cilik, disertasi diterjemahkan dan diterbitkan detelah 32 tahun

Bangunan utama merupakan tempat untuk beribadah. Luas bangunan utama 299, 25 m² dengan panjang 28,5 m, lebar 10,5 m.

Dinding bangunan utama adalah tembok dan kerangka kayu. Secara umum bangunan utama dibagi menjadi 3 halaman kecil yang dibatasi dengan pagar. Ruang utama sebagai tempat ritual upacara dan sembahyang.

Pada bagian ini ada arca dewa, piranti upacara dan sesaji. Di sisi timur dan barat pagar terdapat pagoda kecil sebagai tempat untuk membakar toa kim yang digunakan setelah bersembahyang.

Toa kim yaitu uang emas atau kertas sembahyang yang merupakan salah satu sarana dalam peribadatan.

Baca Juga: Sebanyak 234 haji Indonesia wafat di Arab Saudi, ini kisaran umurnya

Gapura masuk ke kompleks kelenteng dibangun pada tahun 2005. Bentuk gapura ini memilik atap susun tiga yang ditopang empat pilar beton.

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB