HARIAN MERAPI - Tahun 2024 ini, bila dihitung dari angka tahun dikeluarkannya Prasasti Kayumwungan maka tepat 1.200 tahun peresmian Candi Borobudur oleh Pramoddhawardani. Tahun ini adalah tahun bersejarah bagi Candi Borobudur.
Sebuah kebanggaan bangsa Indonesia yang telah menjadi Warisan Dunia
Hari jadi Candi Borobudur ke 1.200 tahun ini, menurut ahli agama Buddha dan ahli bahasa Sansekerta, Dr Hudaya Kandahjaya dari Numata Center for Buddhist Study, San Fransisco Amerika Serikat, jatuh pada tanggal 25 Mei 2024 M.
Baca Juga: Sleman School Expo Jenjang SD, Bupati Sleman Dorong Peningkatan Potensi dan Kualitas Pendidikan
Nama Samaratungga terdapat dalam P rasasti Kayumwungan atau Prasasti Karangtengah yang dikeluarkan pada tahun itu.
Dalam prasasti itu disebutkan bahwa, Samaratungga memiliki seorang putri bernama Pramodawardhani yang meresmikan sebuah ‘jinalaya’ yang sangat indah.
Prasasti ini dianggap berhubungan dengan pembangunan Candi Borobudur . Candi Borobudur adalah sumber dari sumber meditasi, pengetahuan tentang hal-hal yang esoteris dan universal lintas agama.
Prasasti Karangtengah, yang juga dikenal sebagai Prasasti Kayumwungan, adalah prasasti yang ditulis pada lima keping batu bertahun 746 Saka atau 824 Masehi.
Baca Juga: Dukung Polri Program Smart City, Pemda DIY Terima Penghargaan
Ditemukan di dusun Karangtengah, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Prasasti itu ditulis dalam Aksara Jawa Kuna dalam dua bahasa, bahasa Jawa Kuna dan bahasa Sansekerta.
Prasasti ini dihubungkan dengan Candi Borobudur dan Candi Mendut. Bagian-bagian yang ditulis dalam bahasa Sansekerta menyebutkan tentang seorang raja bernama Samaratungga. Putrinya yang bernama Pramodhawardhani telah meresmikan ‘Jinalaya’.
(bahasa Sansekerta yang maknanya ‘dunia mereka telah menaklukkan keinginan duniawi dan mencapai pencerahan’), yang merupakan tempat suci umat Buddha.
Prasasti itu juga menyebutkan sebuah bangunan suci Buddha yang disebut ‘Venuvana’ (bahasa Sansekerta yang berarti ‘hutan bambu’), untuk menempatkan abu 'Raja Awan' yang dikremasi, nama untuk Raja Indra dari Dinasti Sailendra.
Baca Juga: Jelang Idul Adha 2024, hati-hati membeli sapi pemakan sampah. Ini bahyanya....
Jinalaya diidentifikasikan sebagai Candi Borobudur. Venuvana diidentifikasikan sebagai Candi Mendut oleh arkeolog Belanda JG de Casparis. Sedangkan ahli purbakala Soekmono mengidentifikasikannya dengan Candi Ngawen.