Ketika uang sampai di tangan tukang sate, dia membuka topinya dan mukanya melihat ke arah Nunik.
Mata Nunik terbelalak kaget... karena wajah tukang sate itu terlihat rata!
Dia mengucek-ngucek matanya dan mencoba memastikan penglihatannya. Cahaya lampu di luar memang cukup terang.
Tiba-tiba tukang sate itu menghilang. Spontan Nunik berteriak ketakutan dan segera masuk mengunci pintu rumahnya. Saking kagetnya, piring berisi sate yang dia bawa jatuh sebagian dan berceceran di lantai.
Rasa laparnya pun seketika hilang begitu saja. (Dikisahkan Teny May Rodiah di Koran Merapi) *