HARIAN MERAPI - Gara-gara kisah horor dikejar hantu wedon, jadinya kapok mbolos dari mendengarkan ceramah menjelang salat Tarawih.
Aku berusaha menjelaskan tentang hantu kain putih itu kepada teman-teman, namun tak ada satu pun dari mereka yang bisa melihat meski kain yang masih terbentang luas di depan mataku.
Hingga ada salah satu teman yang bilang, kalau hantu dengan ciri-ciri yang aku lihat itu namanya adalah hantu wedon.
Baca Juga: Kisah horor dikejar hantu wedon 1, ada kain putih melayang dan jatuh dari pohon
Teman-teman menyuruhku untuk istighfar dan jangan melihat kain itu lagi. Aku mulai berdoa dibimbing oleh mereka. Hingga akhirnya tarawih pun tiba.
Mereka mengajakku masuk ke dalam rumah untuk tarawih dan tanpa pikir panjang aku langsung berlari duluan masuk ke dalam rumah.
Saat salat pun aku tidak bisa khusyuk. Pikiranku masih teringat dengan wedon itu. Bahkan aku tidak berani pulang ke rumah.
Aku ingin menginap saja di rumah Eyang Kowo ini kalau bisa. Namun teman-teman menenangkanku. Meskipun mereka suka bergosip saat ceramah tarawih, namun mereka setia kawan menemaniku pulang.
Aku pun sudah tidak melihat hantu wedon itu lagi. Kuberanikan diri memandang hamparan pepohonan di dalam alas itu dan Alhamdulillah, wedon itu sudah tidak ada.
Aku juga sudah tidak mau lagi memungutnya dan membawanya pulang. Yang benar saja, itu bukan kain jilbab tapi wedon.
Esok malam tiba, aku bersama teman-teman salat Isya dan tarawih jamaah di rumah Eyang Kowo lagi.
Namun, aku sudah kapok. Aku tak mau lagi ikut nongkrong dan ngobrol bareng teman-teman di depan teras.
Baca Juga: Tempat karaoke di Tegal terbakar, enam orang tewas dan tiga lainnya terluka
Lebih baik aku menunggu tarawih di dalam rumah saja sambil mendengarkan ceramah yang sebenarnya bikin mata mengantuk.