kearifan

Ritual 'Nge Tiam' yang sakral 4, Malamnya mengecek persiapan Peh Cun di Parangtritis

Sabtu, 2 Desember 2023 | 20:40 WIB
Anak-anak Hoo Hap bersembahyang usai ritual ngetiam ( MERAPI-HENDRO WIBOWO)

HARIAN MERAPI - Ritual 'Nge Tiam' yang sakral 4, pada malam harinya mengecek persiapan Peh Cun di Parangtritis.

Namun menurut salah seorang pengurus Hoo Hap Hwee kepada Koran Merapi, “Ritual ini sebetulnya semacam doa agar saat tampil besok, anak-anak bisa menyatu. Sebagaimana kita ketahui, memainkan liong (naga) itu butuh orang banyak. Sehingga membutuhkan kekompakan."

Ibaratnyanaga itu adalah satu hewan. Jadi kita semua yang memainkan itu diharapkan bisa bersatu dan menyatu.

Baca Juga: Ritual 'Nge Tiam' yang sakral 1, dipercaya untuk memasukkan roh suci ke dalam liong

Ini anak-anak yang hadir malam ini, semuanya ini yang besok akan pentas. Jadi mereka didoakan semua, agar selamat. Agar acaranya sukses.

"Tidak ada gangguan maupun halangan apa pun. Dan karena ini sakral, jadi sebelum main, mereka harus berpuasa, atau ciak cai (tidak makan yang bernyawa). Selain itu, bagi anak perempuan yang sedang berhalangan, juga tidak boleh mengikuti ritual ini.” Katanya.

Tahapan ritual ngetiam ini biasanya diawali dengan rapalan mantra. Kemudian, bagian kepala dan ekor akan dilukisi rapalan mantra menggunakan kuas dan tinta.

Lalu, Suhu, Tatung, atau Laoya akan membuka mata naga dengan penanda sebatang dupa. Tahap ini dilanjutkan dengan memercikkan air yang sudah dibacakan mantra.

Baca Juga: Ritual 'Nge Tiam' yang sakral 2, Kertas kuning di atas kepala sebagai jimat keselamatan

Malam itu juga usai dilakukan ngetiam, Ketua dan beberapa pengurus Hoo Hap Hwee langsung menuju ke pantai Parangtritis untuk mengecek persiapan Peh Cun.
Acara Peh cun sendiri dimulai pada Rabu, 21 Juni 2023 sore di pantai Parangtritis.

2 Cici Jogja memandu acara pada malam itu. Liong (Naga) hitam Hoo Hap Hwee tampil membuka acara. Dilanjutkan dengan tari Bambangan Cakil Yakso. Para pengunjung dihibur dengan tarian Xin Fuk De Hay.

Pehcun kali ini diampu oleh Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Seluruh Indonesia. Ketua PSMTI DIY Ellyn Subiyanti memberikan sambutannya, yang diikuti oleh penampilan Naga dan Barongsai dari Panbers, Tai Chi Hoo Hap Hwee Yogyakarta,

penampilan Naga Barongsai Naga Api Yogyakarta Wushu, Barongsai Cilik, tarian “Da Hai”, tarian Mongol, tarian Gong Xi. Dan puncak acara adalah doa bersama lintas iman yang dipimpin oleh Bhante. Usai doa bersama, Bhante sempat memberkati liong.

 Baca Juga: Ritual 'Nge Tiam' yang sakral 3, Permainan Naga bukan sekadar untuk hiburan

Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, liong (naga) yang sudah di tiam dan kemudian dimainkan untuk ritual itu setelah selesai harus dibakar.

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB