HARIAN MERAPI - Seremoni ritual 'Nge Tiam' yang sakral 3, Permainan Naga bukan sekadar untuk hiburan.
Ritual ngetiam ini dipercaya sangat sakral. Biasanya ritual buka mata naga ini dilakukan sebelum liong dimainkan dalam ritual persembahyangan.
Semua anak-anak Hoo Hap Hwee yang akan melakukan permainan naga besok, datang mengikuti ritual ini. Karena mereka semua yang terlibat besok juga didoakan keselamatan.
Baca Juga: Ritual 'Nge Tiam' yang sakral 1, dipercaya untuk memasukkan roh suci ke dalam liong
Saat ngetiam ini biasanya pada bagian mata liong (naga) yang akan dimainkan saat ritual besok, diberikan titik sebagai simbol bahwa sudah buka mata.
Ada juga ritual yang menuliskan mantra di kepala naga satu persatu dalam kondisi mata naga yang masih tertutup. Selanjutnya memercikkan air suci kepada kepala naga dan tidak lama kemudian mata naga pun terbuka.
Setelah di tiam, liong ini dipercaya sudah dimasuki roh atau jiwa dari Sang Naga sendiri.
Selanjutnya naga yang sudah ditiam itu dibawa ke altar untuk memberikan penghormatan.
Baca Juga: Ritual 'Nge Tiam' yang sakral 2, Kertas kuning di atas kepala sebagai jimat keselamatan
Tidak semua liong (naga) yang akan dipentaskan, dilakukan nge tiam. Ritual ini hanya dilakukan untuk naga-naga yang akan melakukan ritual persembahyangan atau jutbio (kirab rupang Dewa).
Bagi naga dan barongsai yang dipentaskan untuk hiburan di mal-mal atau hotel-hotel saat Imlek misalnya, tentu saja tidak perlu ditiam.
Liong (Naga) yang sudah di tiam ini berbeda dengan naga untuk entertainmen (hiburan). Biasanya naga yang sudah di tiam, aura naganya terlihat.
Penampilannya terlihat lebih berwibawa. Lebih ‘sangar’ dibanding naga yang dipakai untuk hiburan.
Baca Juga: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi Mendapat Apresiasi dari Munajat Kubro 212, Ini Alasannya
Masyarakat Tionghoa percaya, naga yang sudah ditiam ini saat diarak mengelilingi suatu area, akan memancarkan energi positif pada setiap jalan yang dilalui. Dipercaya bisa membawa berkah bagi wilayah tersebut.