“Ya mereka cowok-cowok udah kabur pulang.” jawab Fitri sambil menyapu, “Dinda, ini sudah terkumpul sampahnya. Tolong dibuang ke tempat sampah ya…”
Ternyata Dinda sedang membersihkan papan tulis. Sambil diusap sisa-sisa tulisan para guru, ia masih teringat sosok guru perempuan yang meruap begitu saja. Terlebih senyuman dan ucapan guru itu membuatnya tidak nyaman.
Baca Juga: OKI sampaikan keprihatinan atas nasib warga Palestina di bawah agresi Israel, ini yang dilakukan
“Dindaaa, ngalamun ya?” kembali Fitri memanggil.
“Eh gimana Fit? Oh? Oke aku buang sampahnya ya…”
Dinda mengambil serok dan menyerok sampah yang telah dikumpulkan Fitri. Saat hendak membuang ke kotak sampah di luar kelas. Ia membuka kotak sampah dan di dalam kotak itu mata Dinda kembali terbelalak.
Terdapat sebuah kepala terpotong dari leher bersemayam di dalam. Kepala itu bermata kosong tidak memiliki bola mata, mulutnya terbuka lebar seperti kelaparan meminta makan. (Seperti dikisahkan Ichsan Nuansa di Koran Merapi) *