HARIAN MERAPI - Konon wewe suka tinggl di pohon pisang. Karena itu, siapa yang berani mencuri pisang pun bisa kena akibatnya. Seperti misalnya digondol wewe penghuni pohon pisang tersebut.
Kisah ini terjadi saat Sarjiyo masih kecil, tahun 1975. Sarjiyo masih berusia sekitar 8 tahun dan listrik belum masuk desa.
Hari itu, ia bersama Taryono, dan Sutanto pulang dari mengaji di musala pukul 18.00. Begitu salat Magrib dan mengajinya selesai, mereka langsung pulang. Saat itu hanya ada ting atau lampu minyak di pinggir jalan.
Baca Juga: Kiper Taopik Hidayat Bisa Debut Saat PSIM Jogja Lawan Nusantara United pada Pegadaian Liga 2
Melewati rumah Bu Ajeng yang kosong ditinggal pergi penghuninya, mereka berhenti melihat ada pisang emas yang sudah matang.
"Kita ambil pisangnya yuk," ujar Sarjiyo.
"Lah, kamu mau nyolong?" sahut Sutanto.
"Ya mau bagaimana lagi, kalau mau minta, rumahnya kosong. Ya mumpung tidak ada orang." ujar Taryono.
"Wah, aku nggak mau ikutan. Katanya daerah sini angker loh," ujar Sutanto.
Mereka pun memetik pisang mas. Namun tiba-tiba muncul kepulan asap dan muncul sosok perempuan serba putih.
Mereka bertiga langsung lari tunggang langgang. Saat melewati gerbang depan rumah yang terbuka, Taryono terjatuh dan tertangkap oleh wewe putih itu.
Setelah berlari beberapa meter, barulah Sarjiyo dan Sutanto sadar kalau Taryono ketinggalan.
"Kita lapor bapakmu saja, dia kan ketua RT," kata Sutanto.
Mereka langsung menceritakan apa yang terjadi. Langsung saja Ketua RT mengumpulkan warga mencari Taryono.