HARIAN MERAPI - Kisah cerita misteri yang terjadi di sebuah stasiun kecil .
Di tempat itu Simon melihat ada perempuan kesal dan mengaku akan balas dendam pada masinis kereta api.
Aps sebenarnya yang terjadi antara perempuan itu dengan masinis kereta api hingga mau balas dendam?
Baca Juga: Begini cara menjaga kesehatan gigi anak, cara menyikat harus benar seperti ini
Sudah cukup lama Simon, pemuda jomblo itu menderita insomnia. Jika insomnianya kumat, hanya ada dua tempat yang bisa untuk mengusir rasa gelisahnya. Warung angkringan Kang Manthuk yang buka sampai Subuh.
Dan satunya, ruang tunggu stasiun kecil di kota kecilnya. Duduk sendirian di tempat tersebut, rasa kantuknya sering datang.
Malam itu untuk membuang rasa gelisahnya karena tidak bisa tidur dia menuju ruang tunggu stasiun kecil yang lokasinya tidak begitu jauh dari rumahnya.
Stasiun kecil tersebut memang selalu sepi. Jarang ada rangkaian kereta penumpang yang berhenti. Tiba-tiba...srok. Seorang perempuan paro baya mengenakan rok panjang menutupi kedua kakinya duduk di kursi sebelahnya.
Langsung bergumam sendirian. Tampak jelas perempuan itu amat kesal, wajahnya njegadul. Simon mencoba menyapa. Namun yang disapa cuek saja.
Baca Juga: Konkurs burung perkutut tingkat Nasional Piala Raja HB Cup XXXII di Alun-alun Kidul, ini tujuannya
Pandangannya dilempar jauh ke rel yang tidak lama lagi akan dilewati kereta eksekutif dari Jakarta ke Surabaya.
"Aku dendam sama Pak Masinis yang mengemudikan rangkaian keretaapi eksekutif jurusan Jakarta-Surabaya yang sebentar lagi akan lewat. Malam ini aku akan membalas dendam," ujar perempuan tersebut dengan ketusnya.
Namun begitu Simon tidak merespon gumam perempuan itu. Dia pun merasa tidak perlu mencampuri hal itu. Toh itu adalah urusan pribadi antara perempuan tersebut dengan Pak Masinis.
Tidak berapa lama dari arah barat terdengar suara kereta akan lewat. Rangkaian kereta eksekutif jurusan Jakarta-Surabaya pun akan memasuki stasiun, tetap dengan kecepatan penuh.
Begitu kereta akan memasuki emplasemen, perempuan setengah baya itu secepat kilat bangkit dari duduknya dan cincing, mengangkat roknya tinggi-tinggi.