HARIAN MERAPI - Kisah pengalaman horor saat kerja bakti menebang pohon bambu 1
Bayu berteriak setelah melihat ular besar, namun teman-temannya tak percaya.
Apakah pengalaman horor yang dialami Bayu hanya halusinasi atau nyata?
Baca Juga: Uji coba rute baru angkota Salatiga disepakati saat masuk sekolah tahun ajaran baru, 17 Juli 2023
Musim berdesir, petugas PLN sudah menginstruksi perawatan pohon-pohon warga yang membahayakan kabel listrik. Suraji ditarik warga lain beranjak pergi meninggalkan rumah, ada kerja bakti yang harus di selesaikan.
“Waduh, ini bisa sampai siang kalau nebang semua papringan di sini!” tegas ia sambil mengencangkan celana.
Pagi itu Suraji dan warga kampung kompak membereskan persimpangan jalan menuju kampung mereka.
Lokasi itu sudah harus bersih dari rimbunan bambu, saking lebatnya hingga mampu menyerupai gerbang bambu yang mampu menahan cahaya masuk.
“Ternyata baru sadar kalau sudah setebal ini ya,” ucap Suraji yang telah menjatuhkan satu persatu bambu dengan gergaji.
Melewati waktu yang padat dan suara gergaji yang menari, Suraji dan warga lainnya hampir menyelesaikan pekerjaannya.
Tinggal memangkas beberapa pohon bambu di sudut terdalam. Anehnya Suraji seperti melihat adanya pola unik dari sekelompok buluh-buluh itu.
“Yu! Bayu! Kok aneh ya, itu pohon-pohonnya.” Suraji keheranan.
Bayu mendekati Suraji dan melihat ke arah pohon yang dimaksud.
“Weh! Iya Mas, banyak pohon ukuran sedang berjejer melingkar rapi.” Terang Bayu.