Di rumah sakitnya tambah parah tampak pusing napasnya sesak seperti membawa beban berat. Di malam hari tidurnya sulit.
Sesudah pukul 03.00 WIB ia baru bisa tidur. Pada waktu ia tidur terdengar suara : “Kerik kerik kerik kerik kerik kerik kerik” sampai tujuh kali.
Suara itu bisa didengar oleh keluarga Eko ayahnya Eko adik dan kakaknya Eko.
Pukul 06.00 WIB Eko bangun dan lari lari lagi. Keluar rumah badannya dijatuhkan pada batu-batuan yang ada di pinggir selokan.
Ia bilang : “Kerik kerik kerik kerik minta gendong”.
Keluarga dan tetangganyapun jadi bingung untuk mengatasi sakitnya Eko.
Tetangganya ada yang berpendapat agar dibawa ke rumah sakit jiwa.
Ada yang berpendapat pula agar dicarikan orang pintar ustadz atau dukun.
Usul atau saran tetangganya itu diterima semua. Keluarganya akan mencari orang pintar (dukun) dulu nanti kalau tidak berhasil Eko akan dibawa ke rumah sakit jiwa.
Pada hari yang sudah ditentukan Tomo (nama samaran) yaitu ayahnya Eko dan Sakam tetangganya berangkat ke Jawa Timur mencari Paranormal atau dukun.
Keduanya berangkat dengan kendaraan umum. Sakam yang di depatn karena ia pernah ke rumah Paranormal tersebut.
Setelah sampai rumahnya Paranormal Tomo menyampaikan maksudnya dan menjelaskan keadaan Eko semuanya mulai dari pulang mengail sampai ia sakit parah.
Kyai Reksadigdaya (para normal itu) kemudian siap-siap setelah mendengar keterangan Pak Tomo.