“Jangan lupa gulanya yang banyak,” pintanya lagi.
“Ini, mas,” kata Iyah sambil menyuguhkan.
Baca Juga: Pemusik grup Hadrah Ahbaabul Musthofa biasa melempar rebana ke udara lalu ditangkap, ini alasannya
Sambil meminum es cao, Iyah melihat pelanggan barunya sering curi–curi pandang.
Semangkok es cao telah habis, dan ia meminta satu porsi lagi. Saat Iyah menyajikannya, dia berkata namanya Kang Jarni.
Iyah dan Kang Jarni pun berkenalan, lalu berbicara ngalor ngidul tentang banyak hal.
Mereka memang baru pertama bertemu namun sudah seperti kawan lama.
Dari pertemuan itulah, Kang Jarni sering mampir ke warung Iyah.
Saat mengantar pasir kemanapun, ia selalu menyempatkan mampir ke warung es cao Iyah.
Witing tresno jalaran songko kulino, cinta tumbuh karena terbiasa.
Kang Jarni yang terbiasa bertemu dengan Iyah walau hanya sebentar, melahirkan bunga–bunga asmara di hati keduanya.
Dua tahun menjalin jalinan asmara mengantarkan keduanya menuju pelaminan.
Pesta pernikahan keduanya digelar sangat meriah. Namun, Mak Aminah ibunya Iyah tidak hadir sama sekali.
Mak Aminah tidak setuju dengan pernikahan anaknya.