“Menurut cerita dia adalah seorang penjual jamu gendong yang tewas karena dibunuh oleh preman yang mengambil uangnya. Setelah meninggal arwahnya gentayangan dan menghantui siapa pun yang lewat di jembatan pada larut malam.” Lanjut Mbah Jinem, nenek Toni.
“Sudah lebih baik sekarang tidur daripada besok pagi kesiangan, soalnya nanti Subuh kan kita mau salat Subuh berjamaah di masjid,” kata Mbah Jito, kakek Toni.
“Ya Mbah,” jawab mereka bertiga bersamaan. (Seperti dikisahkan Pandu Eka Prayoga di Koran Merapi) *