Ketika sudah menemukan toilet, Erik buru-buru menoleh ke belakang. Begitu juga dengan Fandy.
“Loh, bapak tadi ke mana?”
“Mana aku tahu, Bro? Orang dari tadi ngikutin kita kan dari belakang!”
Erik dan Fandy masih berdebat dan memutuskan untuk mencari bapak tersebut. Mereka menyusuri koridor, tetapi tetap tidak menemukannya.
Sampai akhirnya mereka dikejutkan oleh beberapa perawat sedang mendorong brankar yang di atasnya ada jenazah. Kain putih penutup jenazah itu terbuka.
Menampakkan wajah yang persis dengan bapak tadi. Erik dan Fandy pun lari tunggang langgang. (Dikisahkan Reni Asih Widiyastuti di Koran Merapi)*