HARIAN MERAPI - Bagian pertama cerita misteri dibantu wanita ghoib, di samping membantu orangtua juga mencari rumput.
Cerita yang akan saya ceritakan di Koran Merapi ini terjadi puluhan tahun yang lalu di Watu Tawing. Tempat itu letaknya di wilayah Kapanewon Kokap.
Disebut Watu Tawing karena tempatnya itu tinggi dan berupa batu batuan kanan kirinya ada jurang.
Baca Juga: Cerita misteri Ketika regu Garuda ikut kegiatah persami
Watu Tawing itu letaknya dekat pegunungan Menoreh dan juga berdekatan dengan hutan. Di tempat itu dulu ada batu yang bisa menangis.
Adapun yang berhasil mengungkap batu menagis itu adalah Samsudi (nama samaran). Rumah Samsudi memang tidak jauh dari tempat itu (Watu Tawing).
Samsudi adalah remaja tamatan SMP ia tidak melanjutkan sekolah karena orang tuanya tidak mampu membeayainya.
Memang waktu itu pendidikan sampai SMP itu sudah termasuk baik sebab remaja remaja tetangganya biasanya hanya tamatan SR (SD).
Baca Juga: Cerita misteri keris pusaka kembali ke pemilik asalnya
Waktu itu kalau akan melanjutkan ke SLTA ataupun Perguruan Tinggi harus ke kota (Yogya) dan biayanya cukup tingggi bagi orang desa. Pekerjaan yang dilakukan tiap hari adalah bertani.
Ia sering membantu orang tuanya mencangkul atau mebajak di sawah. Apabila musim panen Samsudi juga membantu orang tuanya membawa padi dari sawah dibawa pulang ke rumahnya dengan cara memikul.
Disamping membantu orangtuanya ia juga menjadi perumput. Perumput maksudnya merumput hasilnya dijual ke tetangganya yang membutuhkan.
Pada suatu hari ia merumput di Watu Tawing. Lebih kurang pukul 10.00 WIB ia berangkat merumput.
Baca Juga: Cerita misteri penjual bakso diborong keluarga kuntilanak