Jawab Pak Naya : ''Okey ''
Kemudian Pak Naya segera mencari uba rampe setelah mendapatkan semua uba rampe hari Rabu Ia mulai puasa. Jum at Kliwon malam pukul 11.30 WIB, Ia siap siap ,mengakiripuasanya.
Pak Naya menyebar bunga 7 warna dan menuang darah burung gagak sebelumnya ia sudah mengitari (mengelilingi) ruamahnya tiga kali mantra juga segera dibaca :
''He memedi ana padhang naging dudu padhanging awan ana peteng nanging dudu petenging wengi iku omah sira sira enggal manjinga ing papan iku lunga lunga lunga''.
Tidak antara lama tampak gebyar gebyar sinar kuning dari barat kurang lebih lamanya itu 2 menit hilangnya sinar kuning tampaklah 2 pocong berjalan jungklak jungklik.
Namun pocong ini bukan sembarang pocong, biasanya kalau biasa pembungkusnya kafan, tetapi
pocong inipembungkusnya adalah keba (sejenis goni yang tipis).
Tali tengahnya terburai. Memang waktu itu mahal makanan dan pakaian sehingga orang miskin kalau meninggal tidak dibungkus dengan kain kafan tetapi dengan keba. (Dikisahkan Drs.Subagya di Koran Merapi) *