Dalam Islam, mawaddah ini adalah fitrah yang pasti dimiliki oleh manusia. Muncul perasan cinta yang menggebu ini karena hal-hal yang sebabnya bisa dari aspek kecantikan atau ketampanan pasangannya, moralitas, kedudukan dan hal-hal lain yang melekat pada pasangannya atau manusia ciptaan Allah.
Adanya perasaan mawaddah pastinya mampu membuat rumah tangga penuh cinta dan
sayang. Tanpa adanya cinta tentunya keluarga menjadi hambar. Adanya cinta membuat pasangan suami istri serta anak-anak mau berkorban, mau memberikan sesuatu yang lebih untuk keluarganya.
Rahmah artinya adalah ampunan, rahmat, rezeki, dan karunia. Rahmah terbesar tentu berasal dari Allah SWT yang diberikan pada keluarga yang terjaga rasa cinta, kasih sayang, dan juga kepercayaan.
Keluarga yang rahmah tidak mungkin muncul hanya sekejap melainkan muncul karena proses adanya saling membutuhkan, saling menutupi kekurangan, saling memahami, dan memberikan pengertian.
Rahmah atau karunia dan rezeki dalam keluarga adalah karena proses dan kesabaran suami istri dalam membina rumah tangganya, serta melewati pengorbanan juga kekuatan jiwa.
Dengan prosesnya yang penuh kesabaran, karunia itu pun juga akan diberikan oleh Allah sebagai bentuk cinta tertinggi dalam keluarga.
Pada intinya, visi membangun keluarga penuh keberkahan yang indikatornya adalah keluarga
yang sakinah, mawaddah wa rahmah merupakan keluarga yang masing-masing anggotanya mampu mengetahui dan mempraktikkan cara menjaga keharmonisan dalam rumah tangga menurut Islam, sehingga senantiasa terjaga ketenangan, ketenteraman, dan keharmonisan berumah tangga. Insha Allah! (Oleh. Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan PenasihatPaguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY)*