Matanya melotot ke arah Sarju. Karena ketakutan, Sarju langsung lari terbirit-birit, bahkan alat pancingnya ditinggalkan begitu saja.
Kejadian tersebut baru pertama dialami Sarju selama ia mancing kemana-mana. Namun hal itu tak menyurutkan hobi mancingnya.
Ia terus melakukannya, sekalipun waktu ia hanya memilih pagi hingga sore. Sarju tak berani lagi memancing sampai tengah malam. (Dikisahkan Dwi Cahya di Koran Merapi) *