“Ah, kamu juga,” balas Sudi.
Syahroni mempercepat langkahnya, namun ketika hendak memsuki kebon kosong yang hendak menuju rumahnya, hatinya dag, dig, dug pula.
Apalagi ketika sampai di pohon Pete, ia berjalan setengah memejamkan mata, baru beberapa langkah agak lega, karena di pohon itu tampak dalam kegelapan ada Kakek-kakek yang sedang berdiri dan tampak sedang kencing,
“Hem, untung ada Kakek,” pikirnya, ia sengaja nggak menyapa karena sedang kencing. Dan cepat-cepat menuju rumah, dengan pikiran pasti pintu nggak dikunci.
Di depan pintu ternyata pintu dikunci dari dalam, “Tok, tok, tok!” Syahroni mengetok pintu, dan terdengar ada orang yang berjalan serta membukakan pintu.
Syahroni terperanjat, karena yang membuka pintu adalah Kakeknya, “Kakek,” tukasnya.
“Kok cepet rondanya?” Tanya Kakeknya.
“Ya, Kek,” jawabnya sambil bergegas masuk kamar, dengan pikiran penuh tanda Tanya, “Lalu siapa yang kencing di Pohon Petai tadi, ya?” - Nama samaran (Dikisahkan Umi Lestari di Koran Merapi) *