JAKARTA, harianmerapi.com - orang tua berperan penting dalam deteksi dini kelainan jantung bawaan (KJB) pada anak dan mengoptimalkan perawatan dan intervensi untuk meningkatkan usia harapan hidup dan kualitas hidup anak dengan KJB.
Dokter Spesialis anak Konsultan Kardiologi dr. Rahmat Budi Kuswiyanto, Sp.A(K), M.Kes mengatakan, merawat anak dengan KJB tidak sama dengan anak normal.
"orang tua dari anak dengan KJB harus selalu memastikan anak mendapatkan penanganan dan perawatan sesuai kondisinya. Keberhasilan penangananan anak dengan KJB dapat mengoptimalkan tumbuh kembang dan meningkatkan kualitas hidup anak," ujar dr. Rahmat melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (29/9/2021).
Baca Juga: Dijenguk Kapolri, Anggota Polri yang Ditembak KKB di Papua Diusulkan Naik Pangkat
Rahmat memaparkan saat lahir tidak semua anak dengan KJB menunjukkan gejala. Pemeriksaan saturasi oksigen pada anak baru lahir dapat menjadi pemeriksaan dalam deteksi dini penyakit jantung bawaan.
Tindakan yang dilakukan jika ditemukan gejala adalah stabilisasi dan pertolongan pertama untuk memperbaiki keadaan umum. Selanjutnya kontrol rutin sesuai anjuran untuk memantau perkembangan penyakit, diagnosis KJB dan penentuan intervensi.
Penanganan KJB disesuaikan dengan jenis kelainan dan tingkat keparahannya.
Baca Juga: Ini Rahasia Baim Wong Memiliki Tubuh yang Ideal dan Perut Rata
Meski telah mendapatkan intervensi, anak dengan KJB masih mengalami tantangan kesehatan karena anak dengan KJB mengalami pertumbuhan terus menerus, memiliki komposisi tubuh yang bervariasi dan membutuhkan energi yang adekuat.
Dokter Rahmat menambahkan bahwa tujuan penanganan KJB berorientasi untuk mencapai medical goals (meningkatkan kapasitas fungsional, mengontrol faktor risiko, mencegah progresivitas penyakit dan mengurangi risiko kematian) dan health service goals (mengurangi waktu perawatan, penggunaan obat-obatan dan perawatan ulang).
Selain itu, orangtua dari anak dengan KJB juga perlu mewujudkan psychological goals (meningkatkan kualitas hidup dan kepercayaan diri, mengatasi kecemasan dan depresi anak) dan social goals (dapat menjalani kehidupan sosial).
Baca Juga: Pakar : Terlalu Dini Bicarakan Vaksinasi Dosis Ketiga (Booster) Berbayar Saat Ini
Berdasarkan data Indonesia Heart Association, angka kejadian kelainan jantung bawaan (KJB) di Indonesia diperkirakan mencapai 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup atau 9: 1.000 kelahiran hidup setiap tahun.
anak dengan PJB memiliki kelainan pada fungsi maupun struktur jantung. "Padahal jantung dibutuhkan untuk memompa darah supaya mengalir ke seluruh tubuh untuk membawa oksigen dan nutrisi bagi tiap sel tubuh," tuturnya.
Baca Juga: Pelajar di Sleman Dibegal, Dianiaya di Sawah Kemudian Motornya Dirampas
Artikel Terkait
Rasakan Debar Jantung Anda, Bila Tak Teratur, Melompat-lompat, Segera ke Dokter
Manfaat Jambu Air untuk Atasi Sembelit dan Menjaga Kesehatan Jantung
Tips Agar Jantung Tetap Sehat, Ikuti Rekomendasi PERKI
Risiko Penyakit Jantung pada Usia Muda Meningkat, Ini Penyebabnya
Waspada, Obesitas Bisa Tingkatkan Risiko Meninggal Akibat Serangan Jantung