Dalam pencapaian target-target sektor migas, Menko Airlangga tekankan kolaborasi antarpemangku kepentingan

- Kamis, 24 November 2022 | 19:30 WIB
 Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas 2022 yang diselenggarakan SKK Migas, Kamis (24/11/2022).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas 2022 yang diselenggarakan SKK Migas, Kamis (24/11/2022).

HARIAN MERAPI - Tantangan The Perfect Storm dalam perekonomian global saat ini yang diperkirakan masih akan berlanjut hingga setahun mendatang.

Akibatnya pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan masih mengalami perlambatan pada tahun 2022 dan 2023

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri pada triwulan III tahun 2022 masih mampu mencatatkan kinerja impresif sebesar 5,72% (yoy), seiring dengan tingkat inflasi yang juga memperlihatkan penurunan menjadi ke 5,71% (yoy) di bulan Oktober 2022.

Baca Juga: Pengalaman misteri Yanto tinggal di rumah kontrakan angker, ada suara mengucur tapi tak ada air

Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara ”the bright spot in the dark” dalam perekonomian global.

”Secara spasial, pertumbuhan Indonesia juga membaik. Yang tertinggi yakni wilayah Sulawesi (8,24%), Maluku dan Papua (7,51%), kemudian diikuti oleh Bali-Nusa Tenggara, Jawa, Kalimantan dan Sumatera. Di Sulawesi, Maluku, dan Papua, didorong oleh harga mineral yang tinggi,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara virtual dalam acara 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas 2022 yang diselenggarakan oleh SKK Migas, Kamis (24/11/2022).

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengapresiasi para pelaku usaha serta Kementerian/Lembaga terkait yang telah berpartisipasi secara aktif dalam industri hulu minyak dan gas.

Pertemuan 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas 2022
diharapkan dapat meningkatkan awareness dan sinergi antar para pemangku kepentingan dalam rangka meningkatkan investasi dan dukungan untuk pencapaian target produksi minyak 1 juta BOPD (Barrel Oil Per Day) dan gas bumi 12 BSCFD (Billion Standard Cubic Feet Per Day).

Terkait target tersebut, Menko Airlangga mengatakan bahwa peningkatan produksi migas di dalam negeri merupakan cita-cita bersama sehingga SKK Migas perlu melakukan langkah-langkah tertentu.

Baca Juga: 2 Perempuan warga Cilacap meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal di Gamping Sleman

Kebutuhan terhadap insentif dan fasilitas, baik fiskal dan non fiskal juga perlu dibahas bersama antar para pemangku kepentingan, melihat beberapa proyek, termasuk Proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Masela di Maluku, yang juga mengalami kelambatan.

”Target tersebut sangat berpengaruh terhadap penerimaan negara dan juga terhadap ekspor Indonesia. Sekarang ini ekspor Indonesia neracanya positif, namun neraca perdagangan migas secara bulanan negatif,” ungkap Menko Airlangga.

Menko Airlangga mengatakan bahwa tantangan tersebut merupakan keniscayaan yang harus dihadapi bersama agar investasi di bidang industri hulu migas tetap berjalan secara kondusif.

Kolaborasi antar pemangku kepentingan diharapkan bisa lebih baik lagi agar target-target yang telah dicanangkan dapat tercapai.

Kemudian, Menko Airlangga juga menjelaskan terkait KTT G20 yang telah menghasilkan G20 Bali Leader’s Declaration yang merupakan kesepakatan kerja sama para Kepala Negara di berbagai bidang, salah satunya transisi energi, terutama dengan menerapkan kebijakan energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

Halaman:

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X