Produsen minyak goreng VCO Mangiran terus bertahan, di tengah gempuran minyak sawit

photo author
- Jumat, 9 September 2022 | 23:30 WIB
Para pekerja tengah memproduksi minyak goreng secara manual  (Foto: Yusron Mustaqim)
Para pekerja tengah memproduksi minyak goreng secara manual (Foto: Yusron Mustaqim)

 

HARIAN MERAPI - Dusun Mangiran yang berada di Kalurahan Trimurti Kapanewon Srandakan Bantul dikenal sebagai sentra penghasil minyak goreng virgin coconut oil (VCO) sejak puluhan tahun silam.

Namun usaha tersebut saat ini terus bertahan di tengah gempuran menjamurnya minyak sawit.

"Dulu sejak menjalankan usaha sekitar tahun 1980 di sekitar sini ada puluhan pembuat minyak kelapa (VCO) seperti saya. Namun sekarang sudah berhenti dan tinggal saya sendiri," ujar Sulastri (65) saat ditemui wartawan di rumah sekaligus tempat usahanya di Dusun Mangiran RT 123 Trimurti Srandakan Bantul, Jumat (9/9/2022).

Baca Juga: Untuk menghormati berpulangnya Ratu Elizabeth II, Kompetisi Liga Inggris pekan ini resmi ditunda

Meski minyak goreng VCO produksinya sempat laris manis di tengah naiknya harga minyak goreng sawit beberapa waktu lalu tetapi saat ini produksinya normal seperti semula.

Dijelaskan Sulastri, seminggu sekali di pabriknya mendapat pasokan sekitar 5.000 butir kelapa dari wilayah Kulonprogo, Purworejo dan Kebumen.

Dari jumlah tersebut dapat dihasilkan 450 liter minyak kelapa murni.

Saat ini minyak goreng VCO produksi Sulastri dibantu empat pekerja telah diambil pabrik lalu dilakukan penyaringan ulang sehingga terlihat lebih jernih.

Setelah itu dikemas dengan botol ukuran 1 liter dijual Rp 26.000 dan ukuran 0,5 liter dijual dengan harga Rp 14.000.

Baca Juga: Mengerikan, hidup dihabiskan untuk mabuk mabukan, setelah mati pun rohnya masih minta arak

Sementara endapan berupa ampas hasil perebusan santan kelapa dibuat menjadi makanan ringan dengan nama ketak.

Camilan ini pun sempat menjadi salah satu makanan khas di Srandakan Bantul yang masih bisa ditemui di pasar-pasar tradisional dijual dengan harga Rp 10.000/11 butir.

Meskipun usaha produksi minyak goreng VCO memiliki nilai prospek cerah namun Sulastri tidak menjamin usaha tersebut bisa bertahan lama.

Karena selain tetangganya yang sudah berhenti, anak semata wayang Sulastri yang sudah berkeluarga tidak bersedia meneruskan usaha tersebut.

"Kalau ada yang mau belajar membuat minyak goreng VCO saya sebenarnya siap mengajari," tegasnya.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X