Kementerian BUMN Lakukan 'Mapping' Agar Subsidi Listrik Tepat Sasaran

photo author
- Rabu, 19 Januari 2022 | 19:45 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) menjawab pertanyaan wartawan terkait transformasi PLN di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (19/1/2022).  (ANTARA/Sugiharto purnama)
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) menjawab pertanyaan wartawan terkait transformasi PLN di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (19/1/2022). (ANTARA/Sugiharto purnama)

JAKARTA, harianmerapi.com - Transformasi di tubuh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang dilakukan Kementerian BUMN melalui pembentukan holding dan subholding dengan salah satu tujuannya memetakan subsidi listrik di Indonesia.

"Kami melakukan mapping ini supaya ke depan bisa menggambarkan secara rill mana masyarakat yang perlu disubsidi, mana yang tidak perlu disubsidi," kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (19/1/2022).

Dia mengatakan pandemi Covid-19 telah menyebabkan Indonesia mengalami defisit anggaran yang sangat besar. Pemerintah harus mendapatkan pendanaan yang lebih baik tidak hanya dari sektor pajak, subsidi listrik harus efisien dan tepat sasaran.

Baca Juga: Ayah Perkosa Anak Kandung di Gunungkidul, Korban Masih SMP, Diancam Pelaku yang Mabuk Sebelum Dicabuli

Menurutnya, KPK dan DPR selalu menekankan agar subsidi listrik tersebut bisa sampai langsung ke masyarakat tanpa melibatkan BUMN.

"Kami mendukung subsidi langsung tanpa melibatkan BUMN..., tentu harus benar-benar dipastikan masyarakat kaya dan mampu tidak perlu disubsidi, serta yang memang perlu ya disubsidi," ujar Erick Thohir.

Lebih lanjut dia juga menyampaikan sistem digital yang sekarang diterapkan oleh PLN akan membuka area abu-abu yang selama ini dimanfaatkan oleh sejumlah golongan untuk mengambil keuntungan secara sepihak.

Baca Juga: Pemberi Kado Tiga Mobil Mewah Nur Chamim Ternyata Juga Motivator UMKM Berhonor Harga Bensin

Dalam pemberitaan sebelumnya disebutkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang menggodok skema pemberian langsung subsidi listrik agar penyalurannya lebih tepat sasaran.

Pemerintah merencanakan agar masyarakat yang mendapatkan subsidi langsung diberi uang tunai, kupon, atau voucher dan itu tidak bisa digunakan selain untuk membayar listrik.

Mekanisme penyaluran subsidi listrik secara langsung akan mengacu data terpadu kesejahteraan sosial dan verifikasi langsung di lapangan dengan tingkat akurasi di atas 85 persen, serta mengacu nomor induk kependudukan dan juga data pelanggan PLN.

Baca Juga: Minyak Goreng Harga Rp14.000 Per Liter Mulai Diberlakukan Hari ini Rabu 19 Januari 2022

Sepanjang 2021 realisasi subsidi listrik yang digelontorkan pemerintah mencapai Rp47,8 triliun, sedikit menurun dari target awal Rp53,6 triliun. Adapun pada 2022, pemerintah menargetkan realisasi subsidi listrik mencapai Rp56,5 triliun.

Saat ini tarif keekonomian listrik adalah sekitar Rp1.400-1.500 per kWh. Namun, subsidi dari pemerintah yang disalurkan melalui PLN membuat masyarakat yang menerima subsidi hanya perlu membayar sekitar Rp400-Rp600 per kWh, tergantung jenis daya yang digunakan.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X