JOGJA, harianmerapi.com - Digital Banking Head Bank BTPN Irwan S. Tisnabudi mengatakan keamanan data nasabah sangat dipengaruhi oleh nasabah itu sendiri yakni dengan memproteksi data pribadi dan tidak mengumbarnya.
Dia menegaskan tidak ada bank di Indonesia yang akan meminta data pribadi seperti PIN, password maupun One Time Password (OTP) dan data pribadi lainnya sehingga nasabah harus berhati-hati dan tidak mudah percaya.
“Keamanan data bukan cuma tanggung jawab bank. Bank itu ibaratnya membikin sistem keamanan agar rumah tidak dibobol, sedangkan nasabah pemegang kuncinya," ujarnya Jumat, (10/12/2021) di Jogja.
Baca Juga: Ketua DPW PKS Jateng Muh Haris: Kang Oded Itu ‘Dermawan’ Program, Tidak Pelit Membagi Ilmu
"Kalau rumah itu bisa dijebol maka itu adalah tanggung jawab bank. Tapi jika kunci itu diberikan nasabah, maka itu adalah tanggung jawab nasabah,” imbuhnya.
Meski begitu, maraknya pencurian data nasabah memaksa bank-bank meningkatkan sistem keamanan digital meski sebetulnya dirasa tidak perlu.
“Mengacu pada maraknya aksi social engineering Mei hingga Juni kemarin, peningkatan keamanan terutama pada aplikasi ‘Jenius’ terus kita tingkatkan," ujarnya.
Baca Juga: Link Nonton Streaming Film Layangan Putus Episode 4 Bagian A Tayang Hari Ini di WeTV
Dia menyadari peningkatan keamanan data digital di perbankan membuat kenyamanan nasabah berkurang namun tetap dilakukan untuk keamanan bersama.
Sementara itu, memasuki tahun kelima, Jenius dari Bank BTPN terus berinovasi dan menghadirkan berbagai fitur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat digital savvy di Indonesia.
Dalam kurun waktu lima tahun ini, lebih dari 3,5 juta digital savvy Indonesia telah menjadi pengguna Jenius dan 170 ribu di antaranya telah membuka akun bisnis Jenius untuk mengembangkan bisnisnya.
"Fitur-fitur yang kami luncurkan selama pandemi merupakan hasil dari suara, ide, dan masukan masyarakat digital savvy yang mengalami perubahan cara menjalani kehidupan termasuk dalam mengelola keuangan," jelasnya.*