Di tengah Ketidakpastian Akibat Brexit, Kota London Diperkirakan Tetap Menjadi Pusat Keuangan Global

photo author
- Senin, 13 September 2021 | 07:29 WIB
Distrik keuangan Kota London terlihat saat orang-orang berjalan di sepanjang sisi selatan Sungai Thames, di tengah wabah penyakit virus corona (Covid-19) di London, Inggris, 19 Maret 2021. (ANTARA/REUTERS/Henry Nicholls )
Distrik keuangan Kota London terlihat saat orang-orang berjalan di sepanjang sisi selatan Sungai Thames, di tengah wabah penyakit virus corona (Covid-19) di London, Inggris, 19 Maret 2021. (ANTARA/REUTERS/Henry Nicholls )

LONDON, harianmerapi.com - Survei sentimen tahunan Lloyds Bank terhadap perusahaan-perusahaan keuangan menunjukkan pada Senin (13/9/2021), kota London akan tetap menjadi pusat keuangan global terkemuka meskipun ada ketidakpastian atas regulasi akibat Brexit.

Pada Desember tahun lalu, Inggris sepenuhnya meninggalkan Uni Eropa, pelanggan ekspor tunggal terbesarnya, dengan ribuan pekerjaan dan miliaran euro dalam perdagangan harian berpindah dari London ke benua tersebut. Hal ini meningkatkan kekhawatiran tentang pengaruh ibu kota itu dalam keuangan global.

Tapi survei terhadap lebih dari 100 bank, manajer aset dan perusahaan asuransi menunjukkan bahwa lebih dari dua pertiga percaya bahwa London akan tetap menjadi pusat keuangan utama.

Baca Juga: Produk Sarung Tenun 'Saqbe Mandar' Jadi Pakaian Kegiatakan Formal Pemerintah Sulbar

"Tampaknya masuk akal untuk menyimpulkan bahwa, sementara status London telah terpukul karena Brexit, London akan tetap menjadi salah satu pusat keuangan terkemuka dunia," kata survei tersebut.

Brexit menyebabkan sektor keuangan Inggris terputus dari Uni Eropa dan survei menunjukkan bahwa 42 persen percaya pembukaan kembali akses tidak akan terjadi hingga 2023 atau lebih lama lagi, sementara hampir sepertiga mengatakan hal itu tidak akan pernah terjadi.

Perubahan peraturan dipandang sebagai ancaman terbesar, konsisten dengan “ketidakpastian yang sedang berlangsung” atas bentuk reformasi peraturan beberapa bulan setelah Brexit, kata survei tersebut.

Baca Juga: Degan Bakar untuk Penyembuhan Gatal-gatal di Kulit

Dengan sedikit prospek akses ke Uni Eropa, kementerian keuangan Inggris mengajukan proposal reformasi yang belum diimplementasikan.

Survei menunjukkan perpecahan pendapat, dengan beberapa perusahaan mengatakan bahwa daya saing akan meningkat karena perbedaan dari aturan Uni Eropa, sementara yang lain mengatakan daya saing akan memburuk karena perbedaan tersebut. *

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X