HARIAN MERAPI - Berangkat dari desa yang cukup terisolir, kini Jorong Tabek, Kecamatan Hiliran Gumanti, Talang Babungo, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, semakin dikenal luas. Potensi unggulan yang dimiliki desa satu persatu tergarap dengan optimal.
Ekonomi kerakyatan daerah yang sebelumnya hanya terbatas, kini bergerak lebih baik menjadi menjadi desa wisata yang terbuka untuk umum.
Adalah Rumah Pintar yang didirikan di Kampung Berseri Astra (KBA) Jorong Tabek yang menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat setempat. Keberadaannya kini telah bertransformasi menjadi pusat laboratorium ekonomi sirkular wilayah tersebut.
Baca Juga: Gaet Segmen Solopreneur, Astra Financial dan WeLab Luncurkan Layanan Perbankan Digital Bank Saqu
Ketua Kampung Berseri Astra Jorong Tabek, Kasri Satra, mengutarakan, dari rumah panggung tersebut lahir beragam inisiatif pengelolaan ekonomi yang berfokus pada pemanfaatan kembali sumber daya alam serta pengurangan limbah dan polusi.
Kasri Satra yang juga menjadi Inisiator Ekonomi Sirkular KBA Talang Babungo menambahkan, konsep sirkular diwujudkan melalui rantai kegiatan ekonomi yang mengintegrasikan proses produksi gula semut berbahan baku nira pohon enau. Limbah produksi gula semut dan sampah organik warga kemudian diolah menjadi pakan magot. Magot yang telah berkembang selanjutnya dimanfaatkan sebagai pakan ikan.
Sementara, limbah warga nonorganik lainnya seperti botol air mineral, bunhgkus makanan ringan, dan lainnya di Kelola melalui bank sampah dimana kontribusi setiap warga dihitung dalam bentuk rupiah, dalam periode tertentu dapat diuangkan Kembali.
Rumah Pintar KBA Jorong Tabek
Menurut Kasri Satra, bangunan panggung berukuran 4x20 meter ini dibangun pada 2019 melalui gotong royong masyarakat Jorong Tabek. Kini menjadi simbol desa wisata budaya-edukasi sekaligus pusat inspirasi dan laboratorium ekonomi sirkuler di Kawasan Talang Babungo.
Rumah Pintar KBA Jorong Tabek ini, lanjutnya, berfungsi untuk perpustakaan budaya dan ruang berbagi konsep ekonomi kerakyatan. Juga menjadi penggalian model ekonomi sirkular melalui diskusi dengan penggiat sosial. Serta menjadi titik kumpul bagi 90 penggiat ekonomi setempat (sebagian besar ibu rumah tangga) untuk menggali dan menguji ide.
"Rumah Pintar KBA Jorong Tabek ini juga menjadi pusat informasi 45 homestay untuk wisatawan domestik yang ingin berkunjung ke daerah tersebut," kata Kasri Satra.
Rumah Produksi Gula Semut Aren Jorong Tabek
Di lokasi tersebut nira pohon enau yang telah disadap diolah menjadi bubuk gula semut melalui proses pemanasan nira melalui oven yang menggunakan bahan bakar gas. Sementara proses produksi dilakukan dengan teknik pemukulan pangkal bunga pohon enau untuk merangsang aliran nira ke bambu penampung.
Kasri Satra menyebut, Rumah Produksi Gula Semut dijalankan 20 kepala keluarga. Setiap hari, warga mampu memproduksi 10-20 kg. Produksi bulanan optimal mencapai 1.500 kg.