"Gula Semut Jorong Tabek memiliki keunggulan karena berasal dari ketinggian lebih dari 1.500 mdpl dengan suhu 18-24 derajad celcius. Kadar gula tinggi dengan tekstur lebih halus," imbuhnya.
Hanya saja, proses produksi saat ini cukup terbatas dan dapat ditingkatkan dengan peluang pasar yang lebih menjanjikan. Padahal Rumah Produksi Gula Semut Aren Jorong Tabek mampu mencapai 50 kg/hari dengan akses pasar memadai.
Rumah Magot dan Bank Sampah
Tk berhenti di situ, Jorong Tabek juga menjalankan Rumah Magot KBA yang beroperasi sejak 2021, diintegrasikan dengan pengelolaan limbak non organik melalui bank sampah dan limbah organik dari proses produksi gula semut dan gula tebu.
Pengolahan limbah organik yang bersumber dari gula semut dan gula batu berbahan baku tebu, serta dari kegiatan harian warga. Magot yang sudah dewasa dijadikan bahan pakan ikan untuk Kolam Ikan KBA.
Bank sampah tempat pengelolaan sampah non organik. Pengumpulan hasil limbah non organik masyarakat dihitung sebagai tabungan yang dihitung dalam nilai ruipah dapat diuangkan dalam periode kapanpun.
Hasil limbah non organik yang berbahan baku plastik (botol, kemasan plastik) besi dan berbentuk logam lainnya akan keluar kawasan Jorong Tabek.
"Hasil penjualan limbah non organik sebagian dikembalikan ke warga yang menyetorkan limbah yang dicatat dalam bentuk buku tabungan, sebagian lagi dikumpulkan untuk mendukung kegiatan ekonomi lainnya. Termasuk untuk membangun fasilitas-fasilitas warga di daerah wisata KBA Astra," ujarnya.
Kolam Ikan KBA
Adapun kolam ikan yang dibangun sebagai sarana hiburan dan tempat rekreasi mini sebagai ekosistem ekonomi sirkuler di daerah Jorong Tabek. Tempat menampung produksi magot.
Dioperasikan dengan pola biaya masuk untuk penikmat pancing ikan yang datang dari daerah lain di luar Jorong Tabek.
Rengan rata-rata penghasilan bersih kolam ikan sekitar Rp5 juta per bulan, dijadikan sebagai bagian untuk mendukung eknomi masyarkaat yang kurang mampu untuk kebutuhan kesehatan dan pendidikan warga.
Dampak Ekonomi Sirkular di KBA Jorong Tabek
Kasri Satra menyebut, dampak yang dirasakan masyarakat Jorong Tabek setelah mendapatkan pendampingan dari KBA Astra. Ekonomi kerakyatan daerah yang sebelumnya cukup terisolir kini bergerak lebih baik menjadi menjadi desa wisata yang terbuka untuk umum.
Dengan ketersediaan sekitar 45 home stay misalnya, daerah Jorong Tabek menjadi daerah yang siap menerima kunjungan wisata dari daerah lainnya.