HARIAN MERAPI - Kehadiran Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) menjadi salah satu pilar penting dalam memperkuat semangat solidaritas sosial di tengah masyarakat.
Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Lazismu atas inisiatif dan komitmennya dalam mengelola dana zakat, infaq dan shadaqah.
Demikian sambutan Sekda DIY, Drs. Beny Suharsono, M. Si yang dibacakan Kepala Biro Kesra Setda DIY, Faishol Muslim S.I.P., M.Si.saat Public Expose Lazismu DIY, akhir pekan lalu.
Kegiatan yang digelar di Sekar Kedaton Resturant Yogya tersebut dihadiri pula perwakilan dari Baznas, PWM/PWA DIY (termasuk ketua majelis-lembaga), mitra dan muzaki Lazismu DIY.
Selain itu, Sekda DIY menegaskan pula, zakat, infak dan shadaqah (ZIS) bukan hanya perintah agama, namun juga instrumen sosial-ekonomi yang strategis untuk menciptakan kesejahteraan dan keadilan sosial.
“Dalam konteks DIY, di mana kemiskinan masih menjadi tantangan, optimalisasi pengelolaan dana ZIS sangat relevan. Hal ini sesuai pula dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011,” paparnya.
Dalam Undang-Undang tersebut, antara lain dijelaskan, zakat memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraaan umat dan mengurangi ketimpangan sosial.
Baca Juga: Atletico Madrid Geser Real Madrid dari Puncak Klasemen Liga Spanyol
“Kami berharap juga program-program Lazismu dapat memberi peran penting pula terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat, seperti melalui pelatihan kewirausahaan, modal usaha dan pendampingan,” tambahnya.
Sedangkan Wakil Ketua PWM DIY, Dr H Riduwan SE M Ag menjelaskan, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), DIY selama dua tahun berturut-turut menempati posisi termiskin di Jawa.
Selain itu DIY dikenal sebagai kota dengan kepadatan perguruan tinggi tertinggi. Bahkan, tak ada kota lain lebih padat dari DIY.
Baca Juga: Aksi Cap Jempol Darah, Banteng Yogya Ikrar Kesetiaan kepada Megawati
“Meski kotanya kecil, banyak orang pintar di dalamnya. Namun, ironisnya, memiliki jumlah penduduk miskin yang cukup tinggi," urai Dr. Riduwan.