Didorong dana murah dan digitalisasi, BNI cetak laba Rp15,12 triliun di kuartal III 2025

photo author
- Jumat, 24 Oktober 2025 | 15:45 WIB
Arsip - Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan.  (ANTARA/HO-BNI)
Arsip - Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan. (ANTARA/HO-BNI)

HARIAN MERAPI - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencetak laba Rp15,12 triliun pada kuartal III (Q3) 2025.

Laba tersebut didorong dengan sejumlah strategi di antaranya digitalisasi yang mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) hingga 21,4 persen (year on year/yoy) dan pendapatan berbasis komisi 11 persen (yoy).

"Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan BNI untuk tetap adaptif dalam menghadapi tantangan sambil terus mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan," kata Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan dalam keterangan resmi diterima di Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Dari sisi pendanaan, yakni indikator Dana Pihak Ketiga (DPK), BNI mencatatkan pertumbuhan 21,4 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp934,3 triliun dengan porsi simpanan Current Account Saving Account, atau yang biasa disebut dana murah, bertumbuh 13,3 persen menjadi Rp613,4 triliun.

Baca Juga: Ini manfaat latihan beban guna cegah osteoporosis, ikuti anjuran dokter

Direktur Treasury & International Banking Abu Santosa Sudradjat menjelaskan porsi dana murah ini memperkuat struktur pendanaan dan menekan biaya dana (cost of fund) sehingga menjaga profitabilitas tetap sehat.

Menurut dia, strategi transaksi digital (digital transaction banking) yang agresif juga menopang pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee-based income) sebesar 11 persen (yoy), yang banyak didorong oleh akselerasi kanal digital.

Abu menuturkan dari aplikasi wondr by BNI, terdapat lonjakan pengguna dari 2,8 juta pada September 2024 menjadi 10,5 juta pengguna per September 2025 dengan nilai transaksi mencapai Rp783 triliun. Selain itu, kanal BNIdirect untuk segmen korporasi mencatat nilai transaksi Rp8.080 triliun atau tumbuh 26,7 persen (yoy).

Sementara itu, dari sisi penyaluran kredit, BNI mencatatkan pertumbuhan 10,5 persen (yoy) menjadi Rp812,2 triliun. Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena menjelaskan pertumbuhan kredit tersebut tercatat merata di seluruh segmen bisnis.

Baca Juga: Ngeri....suami bakar istri di Jatinegara, gara-gara ini

"Ini menunjukkan efektivitas strategi pembiayaan dalam menjaga kualitas aset sekaligus mendorong pertumbuhan sektor produktif," ujar Paolo seperti dilansir Antara.

Kredit korporasi, kata Paolo, naik 12,4 persen menjadi Rp450,7 triliun ditopang peningkatan pembiayaan kepada korporasi swasta, BUMN, dan institusi. Sementara itu, kredit segmen menengah tumbuh 14,3 persen, dan kredit UMKM non-KUR meningkat 13,9 persen menjadi Rp46,3 triliun.

Segmen konsumer juga menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan 9,6 persen menjadi Rp150,2 triliun yang ditopang pembiayaan KPR, personal loan, dan kartu kredit. Adapun pertumbuhan kredit usaha di level grup naik 15,3 persen menjadi Rp17,4 triliun.

Paolo mengatakan perseroan juga memperkuat ketahanan keuangannya melalui pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang pada akhir kuartal III 2025 tercatat sebesar Rp34,7 triliun, dengan rasio cakupan terhadap kredit bermasalah (NPL coverage ratio) mencapai 222,7 persen.

Baca Juga: Dugaan korupsi penyelenggaraan haji, KPK sedang selidiki modus yang dilakukan biro haji

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X