HARIAN MERAPI - Harga telur di Kepulauan Mariana Utara (CNMI) saat ini telah mencapai US$1 per biji atau sekitar Rp 16.200 per biji.
Harga itu jauh lebih tinggi dari harga telur di Indonesia rata-rata antara Rp2000 hingga Rp2500 per biji meski di beberapa daerah ada yang Rp3000 per biji. Saat ini harga Rp 28.000 per kilogram.
Harga telur yang sangat tinggi itu ada di Kepulauan Mariana Utara. Di negara itu sedang berjuang melawan kelangkaan telur karena harga yang meroket.
Kepulauan Mariana Utara (CNMI) menghadapi wabah flu burung yang menyebar di Amerika Serikat, menyebabkan kepanikan di kalangan pelaku bisnis dan masyarakat.
Menurut data dari Departemen Pertanian AS, biaya telur telah meroket di seluruh daratan AS, dengan harga rata-rata makanan pokok sarapan naik menjadi US$8 per lusin.
Dan di persemakmuran AS di Pasifik sedang terpukul jauh lebih keras, dengan laporan bahwa ketika pengiriman telur baru tiba minggu depan, harganya akan mencapai $12 per lusin - efektifnya $1 per telur.
Manajer umum Shirley's Coffee Shop Maro Dela Torre mengatakan kenaikan harga telur baru-baru ini telah berdampak signifikan terhadap restoran dan telah menaikkan biaya makanan.
Baca Juga: Kabar Terbaru SPMB 2025, Mendikdasmen Pastikan Kuota Penerimaan Siswa Baru Jalur Prestasi Ditambah
Kini, toko tersebut telah menerapkan biaya tambahan sebesar $1 untuk hidangan mereka yang berisi telur.
Akibat wabah flu burung H5N1, harga telur segar dan beku mencapai titik tertinggi sepanjang masa dan sulitnya mendapatkan pasokan di pulau dan dari pemasok di AS,
Salah satu pedagang grosir telur terbesar di CNMI, JCT Enterprises mengatakan wabah flu burung di daratan AS benar-benar telah berdampak buruk pada pasokan telur di pulau tersebut.
Wakil presiden Roman "Bo" Palacios mengatakan flu burung benar-benar membatasi pasokan yang mengakibatkan kelangkaan dan harga yang meroket.