Inilah UMKM Binaan BRI yang Sukses Hadirkan Batik Modern untuk Generasi Muda Lewat Ethnic Gendhis

photo author
- Minggu, 16 Februari 2025 | 10:17 WIB
Erna Suseno membangun brand Ethnic Gendhis, yang menghadirkan produk artisan batik tulis sebagai pilihan mode generasi muda (Dok. BRI)
Erna Suseno membangun brand Ethnic Gendhis, yang menghadirkan produk artisan batik tulis sebagai pilihan mode generasi muda (Dok. BRI)

HARIAN MERAPI - Perempuan paruh baya bernama Erna Suseno membangun brand Ethnic Gendhis, yang menghadirkan produk artisan batik tulis sebagai pilihan mode generasi muda.

Kecintaan perempuan asal Yogyakarta terhadap seni batik dan keinginan agar batik bisa digemari generasi milenial dan Gen Z membawa kesuksesan.

Tidak hanya menciptakan produk-produk yang menyasar konsumen milenial dan Gen Z, Erna juga menggandeng anak-anak muda sebagai pengrajin batik supaya bisa menciptakan motif dan desain yang sesuai dengan selera generasi muda.

Selain itu, ia juga memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang ingin tetap bisa berkarya dan menambah pendapatan di tengah tanggung jawab mengurus anak dan keluarga.

Baca Juga: Ini yang harus diperhatikan orang tua, deteksi dini kanker anak bisa selamatkan nyawa

Sejak berdiri pada tahun 2018 silam, produk Ethnic Gendhis yang berasal dari Yogyakarta telah dinikmati konsumen dari dalam hingga luar negeri seperti Malaysia, Australia, Kanada hingga Belgia.

“Saya merintis usaha Ethnic Gendhis ini sejak tahun 2018. Sebelumnya, saya bekerja sebagai seorang pegawai. Namun, karena saya tidak bisa meninggalkan keluarga, akhirnya saya memutuskan untuk pensiun dini dan mulai menekuni batik," kata Erna Suseno.

Motivasi awal Erna membangun bisnis batik, tidak hanya didasari oleh kesukaannya pada seni batik, tetapi juga rasa keprihatinannya terhadap generasi muda terutama Gen Z yang kurang tertarik dengan batik.

Dari situlah, ia ingin berbuat sesuatu supaya anak-anak muda Gen Z bisa lebih menghargai batik dan menggunakan batik.

Baca Juga: Ini pengakuan Kades Kohod terkait penerbitan sertifikat hak milik dan hak guna bangunan pagar laut di Tangerang

“Saya akhirnya menciptakan batik dengan motif-motif yang menarik bagi mereka, dengan desain yang eye-catching. Warna-warna yang digunakan menyisipkan motif tradisional, kemudian dipadukan dengan pola-pola kontemporer. Tujuannya agar anak-anak muda tertarik dan mau mengenakan batik," jelasnya.

Dari awalnya berfokus pada produksi kain batik, Erna kemudian memperluas usahanya ke bidang dekorasi rumah, menciptakan berbagai produk seperti sarung bantal, hiasan dinding, hingga sajadah dengan motif batik.

"Untuk sarung bantal ini kita jual dengan Harga Rp180 ribu. Kalau kain wall decoration ini Rp250 ribu. Kain katun ukuran 2 meter diameter 115 cm mulai dari Rp425 ribu. Bahannya beda-beda jadi harganya juga beda," ujarnya.

Situasi pandemi memberikan pelajaran berharga bagi Erna. Ia tersadarkan bahwa pemasaran online sangat penting untuk perkembangan bisnis.

Baca Juga: Gaduh soal pagar laut, Kades Kohod ternyata sudah dua kali penuhi panggilan Polri, begini keterangan pengacaranya

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X