HARIAN MERAPI - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyatakan bahwa total pendapatan premi industri asuransi jiwa nasional tumbuh 2,6 persen "year-on-year" (yoy) pada semester I tahun ini menjadi Rp88,49 triliun.
“Sejak awal tahun hingga Juni 2024, kami melihat adanya sinyal positif pertumbuhan industri asuransi jiwa. Ini jadi kekuatan modal bagi kami untuk semakin memperkuat strategi bisnis di sisa tahun ini,” kata Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon dilansir dari Antara di Jakarta, Rabu (28/8).
Berdasarkan jenis produk, ia menjelaskan bahwa pendapatan premi dari produk asuransi jiwa tradisional tercatat sebesar Rp51,81 triliun atau naik 18,6 persen yoy.
Baca Juga: Pemegang polis Jiwasraya tolak program restrukturisasi, ini yang dilakukan OJK
Sedangkan pendapatan premi dari produk asuransi jiwa "unit link" atau disebut juga produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) tercatat sebesar Rp36,68 triliun, turun 13,8 persen yoy.
Sementara itu, dilihat dari cara pembayaran, Budi mengatakan industri asuransi jiwa mendapatkan Rp59,9 triliun melalui pembayaran premi secara reguler, sementara sisanya sebesar Rp35,51 triliun merupakan pendapatan premi tunggal.
Pendapatan premi melalui pembayaran secara reguler tersebut tercatat naik sebesar 5,2 persen yoy, sedangkan pendapatan premi dengan pembayaran tunggal tersebut menurun sebesar satu persen yoy.
Baca Juga: Sejarah Baru Atasi Bank Dalam Resolusi, Ini Cara LPS Sehatkan Kembali BPR Indramayu Jabar
“Peningkatan pendapatan premi yang dibayarkan secara berkala ini menggambarkan keberlanjutan bisnis asuransi jiwa. Hal ini juga menjadi indikasi bahwa masyarakat Indonesia semakin memahami fungsi utama asuransi jiwa sebagai proteksi jangka panjang,” ujarnya.
Berdasarkan unit usaha, pendapatan premi pelaku asuransi jiwa konvensional maupun syariah sama-sama mengalami peningkatan, yakni masing-masing sebesar 1,9 persen yoy dan 7,6 persen yoy.
Jumlah pendapatan premi asuransi jiwa konvensional mencapai Rp77,41 triliun pada semester I tahun ini, sedangkan pendapatan premi asuransi jiwa syariah tercatat sebesar Rp11,08 triliun.
Baca Juga: Temuan BI, sebanyak 689 akun terindikasi judi online dalam sebulan
“Pertumbuhan total pendapatan premi pada semester I 2024 ini didorong oleh performa yang baik pada setiap kanal distribusi yang ada di industri asuransi jiwa,” katanya.
Budi menyampaikan bahwa menurut kanal distribusi, pendapatan premi tertinggi berasal dari kanal distribusi "bancassurance" yang mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp36,92 triliun, atau naik 1,3 persen yoy.
Sedangkan kanal distribusi keagenan dan kanal distribusi alternatif masing-masing mengalami peningkatan pendapatan sebesar 3,4 persen yoy menjadi Rp27,94 triliun dan 3,8 persen yoy menjadi Rp23,64 triliun.