Ternyata ini penyebab melemahnya rupiah terhadap dolar AS

photo author
- Senin, 15 April 2024 | 20:25 WIB
Ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro dalam 'Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI' yang diselenggarakan oleh Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter secara virtual di Jakarta, Senin (15/4/2024). ( ANTARA/Bayu Saputra)
Ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro dalam 'Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI' yang diselenggarakan oleh Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter secara virtual di Jakarta, Senin (15/4/2024). ( ANTARA/Bayu Saputra)

HARIAN MERAPI - Pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan oleh melesetnya spekulasi pasar terkait kebijakan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, The Fed.

Menurut ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro, pasar mengira bahwa The Fed akan segera menurunkan tingkat suku bunga acuan dalam waktu dekat.

Namun, kata dia, hingga saat ini The Fed masih belum memutuskan kebijakan tersebut.

Bahkan rupiah telah melemah sebelum adanya serangan Iran ke Israel pada Sabtu malam (13/4) karena dolar AS terus menguat dibandingkan mata uang lain.

Baca Juga: Atraksi Wisata Budaya Ganti Dwaja Kadipaten Pakualaman diharapkan dapat menambah lama tinggal wisatawan di DIY

"Saya sendiri memprediksi The Fed tidak mungkin menurunkan suku bunga sampai tengah tahun ini karena tingkat inflasi AS masih di atas target. Intinya secara eksternal kita akan menghadapi tantangan serius. Ini bisa membuat rupiah tertekan," kata Bambang dalam diskusi "Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI" yang diselenggarakan oleh Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter secara virtual di Jakarta, Senin (15/4/2024).

Bambang mengatakan, kondisi eksternal menjadi penyebab utama nilai tukar rupiah mengalami pelemahan.

Sedangkan pascaserangan Iran ke Israel, Bambang memprediksi The Fed justru akan mempertahankan suku bunga acuan lebih lama lagi.

"Jadi intinya secara eksternal memang kita akan menghadapi tantangan yang serius, dan ini yang bisa membuat rupiah menjadi tertekan," katanya seperti dilansir Antara.

Baca Juga: Muhasabah diri di awal bulan Syawal, takwa dan suci hati sebagai buah Puasa Ramadhan 1445 H

Lebih lanjut, Bambang menilai Bank Indonesia (BI) saat ini harus bisa menahan agar fluktuasi nilai tukar dolar AS bisa lebih stabil.

Sebagai langkah antisipasi dampak suku bunga The Fed, BI diperkirakan akan tetap melakukan intervensi terhadap nilai tukar rupiah.

Dia juga menambahkan bahwa keputusan untuk menaikkan suku bunga BI bukan merupakan langkah yang tepat mengingat kondisi dolar AS saat ini yang menguat terhadap hampir semua mata uang negara lainnya.

Sebagai informasi, saat ini kondisi global tengah berhadapan dengan ketegangan konflik antara Iran dengan Israel.

Baca Juga: Objek Wisata Kolam Renang Edupark Intanpari Karanganyar Dilengkapi Wahana Baru Derkuku Roller Coaster Untuk Tarik Pengunjung

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X