Untuk memperkuat fondasi taktik dan kualitas permainan, Persika menunjuk Ahmad Bustomi, mantan gelandang Timnas Indonesia, sebagai pelatih kepala.
“Pertimbangannya jelas. Beliau mantan pemain Timnas, pengalaman banyak, dan sebagai pelatih muda beliau punya sistem modern serta visi ke depan,” jelas Saprol.
Kehadiran Bustomi diharapkan menjadi dorongan besar bagi para pemain muda agar tampil disiplin, agresif, dan percaya diri.
Pada Liga 3 musim ini, Persika Karanganyar tergabung di Grup C, yang disebut banyak pengamat sebagai “grup neraka”. Grup ini berisi tim-tim kuat dengan persiapan panjang, antara lain: Persibo Bojonegoro, RANS Nusantara FC, Sang Maestro FC, Persikup.
Baca Juga: Ditanya Menteri UMKM Soal KUR, Jawaban Mantri BRI Ini Justru Dapat Pujian
Menurut Saprol, Persibo menjadi lawan paling berat karena telah melakukan persiapan jauh lebih awal.
“Persaingan di grup ini cukup berat. Persibo itu tim yang persiapannya paling matang, sampai empat bulan lebih. Tapi kami tetap optimis,” ujarnya.
Meski berada di grup yang ketat, manajemen Persika tetap memasang target tinggi. Saprol menegaskan bahwa Persika tidak datang hanya untuk berpartisipasi, tetapi untuk bersaing.
“Dari manajemen, kami menargetkan lolos ke Liga 2. Kami optimis dan bertekad menjadi juara Grup C,” tegas Sriyono.
Baca Juga: Pameran Keris 'Pusaka Manjing Pawiyatan' di UIN Suka: Keris Tertua dari Tangguh Majapahit
Senada dengan itu, Rinto Subekti menegaskan bahwa perjuangan Persika bukan hanya demi klub, tetapi juga untuk nama baik Kabupaten Karanganyar.
“Insyaallah kami siap memberikan yang terbaik untuk Kabupaten Karanganyar,” tutupnya. (Lim)