Menurutnya, ajang ini menjadi barometer penting regenerasi atlet panahan nasional.
Dukungan serupa datang dari Wakil Ketua Umum II Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Perpani, Abdul Razak, yang melihat event ini sebagai tolok ukur peningkatan kuantitas dan kualitas atlet muda dari tahun ke tahun.
Di antara pertandingan yang menjadi sorotan, final Nasional KU15 Putra berlangsung paling mendebarkan.
Keanu Refi Atallah menang tipis 6-4 (126–125) atas Pascha Hiro Rianno dari Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Surakarta.
Keanu sempat tertinggal di set pertama dan bahkan kehilangan satu anak panah yang melesat keluar target, namun tetap mampu membalikkan keadaan lewat ketenangan mental.
Pelatih Keanu, Hendra Purnama, mengungkapkan bahwa kematangan teknik dan mental sang atlet terbangun melalui banyak turnamen dan training camp di Yogyakarta.
Postur Keanu yang hanya 135 cm justru tidak menjadi hambatan, karena ia telah terlatih menyiasati aspek fisik dan mental pertandingan.
Selain duel dramatis KU15 Putra, kategori KU10 Putri juga menghadirkan pertandingan ketat ketika Butsaina Iftitah Naila Nandita dari MI NU Banat Kudus menang 7-3 atas Zalfa Zahrina Putri.
Baca Juga: Israel masih tutup akses bantuan kemanusiaan ke Gaza, begini seruan Palestina kepada dunia
Pertarungan seru lainnya datang dari PVC KU10 Putra, di mana Elang Al Fatikh Sutikno menang melalui tambahan satu anak panah penentuan
Dari sisi beregu, sekolah-sekolah unggulan seperti SKO Surakarta, SD Al Islam Pengkol Jepara, SDIT Umar Bin Khathab Pati, hingga MI NU Banat Kudus tampil dominan di berbagai divisi.
Tim-tim itu memperlihatkan kualitas pembinaan panahan usia dini di daerah masing-masing.
Baca Juga: 360 sound system pecahkan rekor MURI di Jalan Lawu dalam Karanganyar Goyang Bareng
Puncak prestasi kolektif jatuh kepada MI NU Banat Kudus yang keluar sebagai Juara Umum dengan torehan enam medali (2 emas, 2 perak, 2 perunggu) dari sektor individu dan beregu.